Lagu berjudul "Amazing Grace" mengiringi keberangkatan jenazah Sutradara Ginting dari Gedung DPR menuju Tempat Pemakaman Taman Kusir, Jakarta Senin kemarin.
Pada minggu dini hari Wakil Sekjen PDI Perjuangan itu menghembuskan nafas terakhirnya di RS Pondok Indah. Almarhum meninggalkan satu orang isteri dan tiga orang anak.
Ginting diduga meninggal pukul 00.05 WIB akibat serangan jantung. Sebelum meninggal, politisi PDIP ini sempat tak sadarkan diri beberapa kali.
Jenazah Ginting diberangkatkan dari Gedung DPR sekira pukul 15.30 WIB hari, Senin. Turut mengiringi jenazah alamarhum adalah istrinya Heniyanti dan ketiga anak almarhum yaitu Aprilia, Pattria, dan Dhimas.
Iring-iringan para pelayat yang menggunakan 20 mobil pribadi, lima bus yang disediakan DPR, serta tiga bus blue bird mengikuti dari belakang mobil jenazah yang berada di posisi paling depan menuju Tempat Pemakaman Tanah Kusir Blok AA plat 140.
Lia, panggilan akrab Aprilia, melantunkan lagu itu sesaat sebelum peti jenazah ayahnya dibawa menuju mobil Alpard. Sebelum memulai menyanyikan lagu, Lia berkata almarhum sangat suka melihatnya bernyanyi. "Papa suka sekali melihat Lia bernyanyi," ujarnya dengan suara parau.
Ginting merupakan lulusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Politik UGM pada 1977, kemudian melanjutkan studinya ke Management CCU St. Anna, USA dan meraih gelar Ph.D pada 1994.
Perjalanan karier Ginting juga terbilang mulus. Berawal menjadi staff Ahli Walikota Yogyakarta (1976-1977), Staff Ahli Komando Wilayah Pertahanan (Kowilhan) II Yogyakarta (1979-1984), Anggota Kelompok Kerja/Staff Khusus Jaksa Agung (1988-1990), dan kini menjadi anggota legislatif periode 2004-2009.
Sebelum mewakili PDIP di parlemen, Ginting juga pernah menjadi anggota legislatif dari Partai Golkar beberapa kali. Ginting mengawali karir legislatif sebagai anggota DPRD DI Yogyakarta dari Golkar (1977-1982), anggota DPRD DI Yogyakarta dari Golkar (1982-1987), anggota MPR (1992-1997), anggota DPR dari Golkar (1997-1999), anggota DPR dari Kesatuan Kebangsaan Indonesia (1999-2004).
Ginting yang mewakili Banten I kembali menduduki kursi anggota legislatif periode 2004-2009 setelah mantan Ketua Fraksi PDIP (2002-2003) Arifin Panigoro mengundurkan diri.
Sebelum meninggal dunia, ia sempat berpesan agar kader PDI Perjuangan meningkatkan martabat bangsa.
"Bapak menitipkan pesan kepada kader (PDIP) agar meningkatkan martabat bangsa yang selama ini sudah sangat terpuruk," kata Pattria, putra kedua Sutradara Ginting, Minggu.
Selain itu, Ginting juga meminta agar kesejahteraan masyarakat terus ditingkatkan. Ini diungkapkan saat Pattria mewakili Ginting untuk bersosialisasi dengan kader PDIP di Ciputat Tangerang.
"Beliau caleg nomor satu untuk Banten di daerah pemilihan III, yaitu kota dan Kabupaten Tangerang. Karena bapak masih sakit saat waktu kampanye Jumat kemarin, makanya saya mewakilkan beliau untuk memberikan sosialisasi kepada kader PDIP di Ciputat," tandasnya.
Sebelum meninggal, lanjut Pattria, Ginting memang dijadwalkan mengisi kampanye di sejumlah tempat.
"Bapak sempat dua kali ikut kampanye. Satu kali di Teluk Naga pada Selasa (17/3) lalu dan Jumat kemarin," katanya.
Saat peti jenazah almarhum ditutup dan akan dibawa menuju mobil, sekali lagi Lia mengatakan suatu saat nanti akan bertemu dengan ayahnya di alam baka. "Itu adalah takdir, I love you papa," ujarnya.
Benturan peradaban antara Barat dan Islam tidak dapat dihindari, tegas pimpinan resmi agen kemanusiaan internasional Kelompok Katolik AS. “Dalam pidatonya baru-baru ini di Kairo ...