Isu seputar adanya campur tangan asing dalam pelaksanaan pilpres 2009 menjadi bahan bahasan yang hangat dibahas dalam berbagai perbincangan menjelang makin dekatnya pilpres 8 Juli mendatang.
Pertanyaan seputar adakah campur tangan asing dan bagaimana bentuk kepentingan mereka campur tangan merupakan hal yang menjadi topik yang patut dicari jawabannya.
Mengingat pada pilpres 2004 silam, isu tersebut baru merebak setelah pelaksanaan pilpres usai dan pemenang telah diputuskan dan setelahnya menuap begitu saja tanpa ada tindak lanjut yang signifikan dan memadai karena menyangkut pemenang dari pilpres tersebut.
Pada pilpres 2009 ini, ketiga pasangan capres-cawapres memasang tema utama dalam kampanye mereka tentang “Kemandirian”, yang mana hal itu banyak mengundang pertanyaan dari berbagai pihak mengenai seperti apakah tepatnya konteks kemandirian yang dimaksudkan oleh masing-masing calon , apakah hanya tinggal sebagai jargon semata untuk menyembunyikan kepentingan dan program yang sebenarnya, ataukah substansinya memang murni untuk mengedepankan kemandirian bangsa.
Indonesia tidak dapat begitu saja lepas dari komunikasi, interaksi dan hubungan perdagangan dengan bangsa lain. Itu merupakan hal yang jelas tidak dapat dipungkiri. Namun, sejauh mana hubungan dan interaksi, serta relasi ini dilakukan dalam konteks keseimbangan tanpa intervensi , titipan, atau campur tangan dalam memenangkan pasangan tertentu karena adanya kepentingan-keentingan ekonomi dan politik negara tertentu?
Yang menjadi persoalan saat ini menjelang pilres 2009 adalah, pasangan manakah yang mungkin ramah terhadap intervensi asing? Dan apakah hubungan yang terjalin antara kedua negara hanya sebatas mengenai kepentingan ekonomi semata ataukah ada kepentingan terselubung terkait dnegan pilpres 2009.
Konsep ekonomi yang berbasis pada kerakyatan seperti yang tertulis pada pembukaan UUD 1945 pasal 33 yang mengutamakan kesejahteraan rakyat saat ini di hadapkan pada ekonomi neolib. Konsep seperti apa yang akan digunakan oleh para calon capres-cawapres menjadikan suatu hal penting untuk mengetahui seberapa jauh kepedulian calon ini untuk mensejahterakan rakyat dan bangsanya di masa depan.
Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) pada (11/6) lalu mengadakan Media Talkshow bertajuk “Campur Tangan dan Kepentingan Asing Pada Pilpres 2009” dengan menghadirkan nara sumber: DR. Hamonangan Simanjuntak, SE, MA.(akademisi), Nuriman Subono M.Si (pengamat politik, Pengajar Ekonomi Politik UI), DR. Fadli Zon (politisi Gerindra), dengan dimoderatori oleh Audy Wuisan.
Dalam konteks kemandirian dalam ekonomi apa yang harus diperhatikan adalah bagaimana struktur APBN dan pendanaannya, apakah berimbang atau tidak.
Meskipun masing-masing pembicara tidak menyebutkan serta menjelaskan secara tegas siapa diantara ketiga pasangan capres-cawapres yang mungkin memiliki kaitan dengan agenda asing, DR. Hamonangan Simanjuntak menyatakan bahwa siapa pun presidennya nanti, pastinya tidak akan mau diatur oleh pihak asing, akan tetapi apa yang yang menjadi tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah bagaimana mengupayakan kemandirian rakyat.
Orang lebih menyukai beribadah di gereja-gereja yang besar dibandingkan di gereja yang lebih kecil dalam hal keyakinannya terhadap keakuratan pengajaran seluruh prinsip-prinsip Alkitab, ...