Interaktif

CSW Temukan Banyak Bukti Pelanggaran Besar HAM di Birma

John Beita
Reporter Kristiani Pos

Posted: May. 26, 2009 06:31:14 WIB

Christian Solidarity Worldwide (CSW), sebuah organisasi hak asasi manusia, baru – baru ini kembali dari kunjungannya selama tiga minggu ke Asia Tenggara dengan membawa bukti-bukti terbaru pelangaran hak asasi manusia yang terjadi di Birma.

CSW mengunjungi kelompok etnis Kachin di Birma utara beserta dengan Penjaga Lepas Hutan Birma, dan membuat kunjungan terpisah kepada para pengungsi Chin di Malaysia.

Seorang perwakilan CSW mendengar secara langsung kesaksian mengeni perkosaan yang terjadi, diskriminasi agama dan perampasan tanah di wilayah Chin, dan menemui seorang Pastor Chin, yang saat ini berada di Malaysia, yang telah dipaksa oleh rezim militer Birma untuk berkotbah di depan umum guna mengecam kampanye hak asasi manusia dan terlaksananya kebebasan beragama seutuhnya.

Dalam sebuah laporan legkap, yang dikeluarkan pada Jumt lalu, CSW menyebutkan pula kesaksian seorang pelajar sekolah Alkitab berusia 21 tahun yang diperkosa dan dicekik oleh dua orang tentara Birma.

Setelah memaparkan peristiwa buruk yang dialaminya, pelajar tersebut melaporkan kepada kelompok hak asasi manusia bahwa dia mendengar mengenai seorang tentara telah memperkosa banyak gadis dan tidak pernah di bawa ke pengadilan.

“Setiap perempuan harus berhati-hati. Pengalaman saya adalah salah satu contoh bagi perempuan lainnya…saya ingin keadilan ditegakkan,”katanya.

Pemimpin kelompok CSW Asia Timur, Benedict Rogers, menyebutkan,”Penduduk Kachin memiliki hubungan yang cukup damai dengan kelompok rezim tersebut, akan tetapi manfaat perdamaian yang ada sangat dibatasi.”

"Hingga pada akhirnya terjadi penggusuran dan pembunuhan missal, yang harus dibayar dengan pemisahan besar-besaran, diskriminasi, dan terjadinya kriminalitas yang dilakukan secara bebas oleh para anggota militer,”tambahnya.

Lebih lanjut Rogers menekankan pada terjadinya diskriminasi agama dan etnis yang berlangsung terus menerus dan “pelanggaran besar” yang dialami oleh penduduk Chin.

“Yang paling buruk, kelompok-kelompok etnis tersebut merasa telah dilupakan oleh komunitas internasional,”ujarnya. “Ini adalah waktunya suara mereka didengar, dan untuk komunitas internasional mulai meresponi bencana dan lingkungan di wilayah utara dan barat Birma.”

Next Story : Organisasi Pengawas Penganiayaan Kristiani Serukan Doa dan Petisi Bagi Perubahan Eritrea

Terpopuler

Headlines Hari ini