Dua orang pakar, seorang Kristiani dan yang satunya adalah penganut Muslim yang taat, keduanya menyatakan khawatir terhadap perkembangan sebuah rencana pembangunan untuk pertama kalinya universitas Islam yang terkareditasi dalam masa empat tahun di Amerika Serikat.
Keduanya khawatir terhadap usulan universitas tersebut, yang mana rencananya akan segera dibuka pada musim gugur mendatang, dimana akan mengembangkan gagasan mengenai sebuah negara Islam.
“Tentunya, sebuah percobaan pembentukan sebuah universitas terakreditasi oleh akademisi Muslim dapat menjadi sesuatu yang baik apabila didirikan berdasarkan pada kebebasan dan kemerdekaan serta menentang Islamisasi (politik Islam),” ujar Dr M. Zuhidi Jasser, pendiri dan presiden Forum Islamiah Amerika untuk Demokrasi (AIFD), kepada Christian Post.
“ Akan tetapi, saya tidak yakin bahwa universitas ini akan membentuk anti- Islamis Muslim yang akan mereformasi syariah (undang-undang Islam) dan membawa pemikiran Muslim ke dalam sebuah era di mana hukum agama dapat dipisahkan dari pemerintahan sebagai suatu ketentuan pokok,”tambahnya.
Jasser, yang adalah seorang Muslim Amerika yang taat dan seorang mantan dokter pada Kongres AS, menyatakan seorang cendikiawan di sebuah universitas ternama, Imam Zaid Shakir, pernah berkata pada tahun 2006 di harian surat kabar New York Times bahwa dia berharap suatu hari nanti Amerika Serikat akan menjadi negara Muslim yang diatur dengan undang-undang Islam.
“Akar yang mendasari” radikalisasi Islam tersebut, tegas Jasser, adalah misi untuk tetap mempertahankan sebuah pemerintahan Islam.
“Pemimpinan Universitas Zaytuna tampaknya akan menggunakan politik Islam dengan tanpa adanya kritik umum mengenai misi global di lingkungan Muslim dan ideologi Islam lainnya,”ujar Jasser, yang mana kritik umum mengenai masalah tersebut, dia melihat dalam kepercayaannya mendapat tentangan dari komunitas Muslim.
Dia menambahkan pula, “Saya memimpikan suatu hari nanti dimana universitas tersebut telah berdiri juga menyediakan ruang bagi studi tentang anti-Islam dalam sudut pandang kebebasan dan melibatkan orang Muslim yang taat dan para akademisi.”
Sekelompok Muslim Amerika, termasuk Zaid Shakir, memimpin usaha pendirian Universitas Zaytuna, atau yang disebut juga dengan “Muslim Georgetown.”
Shakir, yang berkonversi menjadi Islam ketika masih bertugas di Angkatan Udara AS, mengatakan bahwa universitas itu akan menyelenggarakan pendidikan secara liberal dan sudi-studi Islam, menurut laporan Associated Press. Menurut rencana, universitas tersebut akan mulai dibuka dengan menawarkan dua jurusan: Bahasa Arab dan Hukum Islam serta studi theologia.
Pada tahun 1996, Shakir mendirikan institut Zaytuna yang berpusat di Berkeley, California. Dia adalah seorang imam Muslim Amerika, yang saat ini telah memiliki puluhan ribu pengikut, mendapat pendidikan sarjana di sekolah Islam di Afrika Utara dan Timur Tengah selama beberapa tahun setelah konversinya.
Shakir mengatakan kepada New York Times sejak awal bahwa dirinya menginginkan Amerika Serikat diatur oleh undang-undang Islam “bukan melalui cara kekerasan, melainkan melalui cara persuasif.”
Dr William Wagner, penulis buku How Islam Plans to Change the World, mengatakan bahwa dia tidak heran mengenai rencana pendirian sebuah universitas Muslim di Amerika Serikat. Dia mengatakan bahwa selama bertahun-tahun Islam telah merencanakan untuk membuka universitas-universitas di negara-negara barat.
“Mereka melihat nilai dari pendidikan khususnya dalam mendidik para pemimpin muda mereka untuk pada akhirnya nanti dapat mengambil alih beberapa negara barat,”ujar Wagner, mantan profesor misi di Golden Gate Baptist Theological Seminary di San Francisco, kepada Christian Post.
“Strategi mereka meliputi menyebarkan pelajar yang bekerja ke berbagai universitas di AS, dan permulaan universitas baru ini hanyalah merupakan perluasan strategi utama mereka,”tukasnya.
Wagner telah melayani lebih dari 30 tahun sebagai seorang misionaris di Eropa, Timur Tengah dan Afrika Utara bersama dengan Badan Misi Internasional.
Baru-baru ini, pemimpin Zaytuna tengah mengadakan kampanye pencarian dana. Mereka membutuhkan $2 ke $4 juta untuk membuka sekolah tersebut tahun depan. Seorang penasehat Zaytuna mengatakan kepada AP dalam wawancara baru-baru ini,bahwa sekolah tersebut dalam waktu singkat akan memperoleh puluhan juta dolar untuk membangun sebuah kampus di daerah Teluk dalam beberapa tahun ini.
Meskipun secara umum pidato Presiden Obama sukses dalam menempatkan AS dan dunia Muslim dalam hubungan yang lebih baik, beberapa tokoh Kristiani dan Muslim menemukan kesalahan perihal apa yang tidak diucapkan oleh Obama. Bagi beberapa ...