Interaktif

JCG Luncurkan IFamBiz

Maria F.
Reporter Kristiani Pos

Posted: Apr. 10, 2009 01:05:05 WIB

Peranan Perusahaan Keluarga sebagai aset negara memegang peranan yang signifikan bagi perkembangan ekonomi, baik di negara-negara maju maupun negara-negara berkembang.

Negara maju seperti halnya Amerika Serikat sekitar 62 persen Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut disumbang oleh perusahaan keluarga. Sementara di Indonesia, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perusahaan keluarga memberikan kontribusi sekitar 82,44 persen dari PDB yang disumbangkan oleh sektor swasta.

Namun fakta lain menunjukkan perusahaan keluarga memiliki usia yang relatif singkat. Perusahaan keluarga di Indonesia umumnya hanya sukses sampai 1,5 generasi. Dan hanya sekitar 4 persen perusahaan keluarga di Indonesia yang mencapai sukses sampai pada level 3 generasi.

Umumnya permasalahan yang kerap kali ada dalam perusahaan keluarga disebabkan oleh konflik internal, kegagalan dalam suksesi dan ketidakmampuan beradaptasi dengan lingkungan yang berubah melalui pengelolaan usaha yang lebih profesional.

Memandang suatu masalah hanya sebagai masalah merupakan suatu hal yang biasa dan tidak asing lagi. Namun mengubah masalah menjadi sebuah peluang yang berharga di masa depan merupakan suatu hal yang luar biasa.

Selasa (31/3/2009) lalu bertempat di Hotel Le Meridien, Jakarta telah diluncurkan Indonesian Family Business Community, atau I FamBiz sebuah komunitas perusahaan keluarga yang digagas oleh Fambiz Center of Excellence dengan tujuan memahami berbagai tantangan yang kerap dihadapi oleh perusahaan keluarga pada saat ini dan mengubahnya menjadi kesempatan di masa depan.

Keberadaan komunitas yang dikelola secara profesional akan membantu mereka dalam menghadapi berbagai persoalan. Diantaranya melalui pertukaran pengalaman diantara mereka dalam format Group Coaching, yang dipandu oleh Coach yang kompeten.

Indonesian Family Business Community merupakan komunitas yang dibangun oleh JCG untuk memberi wadah bagi para pemilik Family Business di Indonesia agar dapat saling mengenal, berinteraksi, bersinergi sehingga dapat tumbuh sesuai dengan situasi dan kondisi Family Business yang unik. Para anggota Family Business Community ini juga dapat mengikuti perkembangan dan tren Family Business.

Keanggotaan dari Family Business Community ini terbuka bagi semua perusahaan Indonesia yang masih dimiliki oleh keluarga baik Family Owned Enterprise (FOE) maupun Family Business Enterprise (FBE).

Dalam kesempatan yang sama juga diadakan Talkshow dan Sharing Experience bertajuk “From Gloom to Gleam” yang menampilkan Fatima Kalla (PT. Hadji Kalla), Budi Siswanto Basuki (Yogya Departement Group) dan Handoyo (Mulia Group), DR. A.B. Susanto (The Jakarta Consulting Group) dengan dimoderatori oleh Patricia Susanto.

Dalam panel diskusi tersebut, Budi Siswanto Basuki menyatakan bahwa kunci utama untuk menjaga usaha yang harus mendapat perhatian penting adalah managemen perusahaan.

Dilain pihak, Handoyo (Mulia Group) menyatakan bahwa “Trust” atau kepercayaan merupakan unsur yang paling penting dalam dunia bisnis. Kegagalan dalam bisnis menurutnya disebabkan lebih kepada ketiadaan “Trust”

Selain “Trust” unsur lainnya yang tak kalah penting menurut Handoyo adalah Komunikasi. Dalam bisnis, pemilik (owner) dan para profesional harus saling percaya dan kedua belah pihak juga harus dapat mengkomunikasikan setiap ide atau gagasan mereka dengan baik untuk dapat mncapai tujuan bersama.

A.B. Susanto yang telah banyak makan asam garam selama 25 tahun sebagai seorang konsultan bisnis serta aktif dalam misi pelayanan menyatakan bahwa dalam Family Business harus ada kesepakatan bersama, kesamaan visi dan misi dalam keluarga.

Dalam pemaparannya, A.B. Susanto menyatakan ada 3 kunci penting yang harus diperhatikan dalam bisnis keluarga yakni: pertama, adanya kesepakatan yang kemudian mengalami modifikasi pada setiap generasinya.

Kedua, "strategic planning" harus selalu dicanangkan dalam perusahaan untuk dapat memperoleh gambaran yang jelas arah dan tujuan dari perusahaan tersebut. Dan ketiga, jangan menempatkan anggota keluarga dalam posisi yang saling berhadapan dalam perusahaan. Sebaiknya usahakan owner langsung berhadapan dengan profesional.

Penting juga diperhatikan bahwa budaya dan nilai-nilai dari para pendiri perusahaan hendaknya dijaga dan diteruskan.

Harmonisasi dalam perusahaan keluarga dapat pula di bangun melalui kesamaan atau keselarasan dalam budaya, agama, dan lingkungan yang mendukung.

Terpopuler

Headlines Hari ini