Sebuah program baru yang dibentuk oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia akan menempatkan ribuan mahasiswa di wilayah Jakarta di garis depan selama proses pemberian bantuan bencana, kata pejabat kementerian Minggu lalu. Sekitar 10.000 orang mahasiswa pada minggu ini akan mengikuti pelatihan nasional untuk mempersiapkan setiap individu dalam menghadapi bencana.
Para mahasiswa, yang bersedia menjadi sukarelawan, akan menjalani tiga hari pelatihan di berikan oleh lembaga krisis center dan Lembaga Kesehatan Jakarta. Sekitar 15.000 mahasiswa dari lima provinsi telah melakukan program yang sama tahun lalu.
Menurut Rustam Pakaya, pimpinan Lembaga Kesehatan Krisis Center, program ini bertujuan untuk meringankan beban pemerintah daerah dalam upaya memberikan bantuan selama bencana. “ Program ini dibentuk karena jumlah bencana alam yang terjadi di negeri ini makin meningkat,”ujarnya.
Meskipun ada pertambahan dalam jumlah bencana di hampir seluruh wilayah, Rustam mengatakan jumlah kematian mengalami penurunan, sebagaimana diperoleh dari sistem respon bencana yang makin baik ditambah keterlibatan pemerintah pusat dan daerah dalam berkontribusi pada hasil statistik.
Data yang diperoleh dari pusat bencana menunjukkan 162 bencana alam terjadi selama tahun 2006, yang merenggut 7.679 jiwa, sebagian besar diantaranya akibat terjadinya gempa bumi yang menghancurkan yang melanda Yogyakarta pada bulan Mei. Dalam tahun 2007, tercatat sebanyak 205 bencana alam terjadi namun hanya 642 yang meninggal.
Kecenderungan tersebut terus terjadi selama 11 bulan kemudian selama tahun 2008, yang mana memperlihatkan sekitar 401 bencana alam terjadi dan hanya 318 jiwa meninggal.
Rustam mengatakan para sukarelawan mahasiswa akan mengikuti pelatihan dalam kelas dan prmenjalani sidang ruang kelas dan pelatihan praktik dalam kursus yang dimulai Jumat. Mahasiswa dari 13 iniversitas, termasuk Universitas Indonesia, Universitas Pelita Harapan, Universitas Trisakti, Universitas Kristen Indonesia, Institute Politeknik Kesehatan, dan Universitas Veteran, juga ikut serta mengikuti kursus tersebut.
“Ini akan menjadi suatu proyek jangka panjang sementara kami juga bermaksud melatih lebih banyak lagi mahasiswa di provinsi lainnya,”imbuh Rustam.
Program ini telah dimulai tahun lalu, dengan hampir 15.000 orang mahasiswa dari lima provinsi yang merespon seruan Menteri Kesehatan. Para mahasiswa tersebut saat ini siap sedia apabila terjadi bencana,” tegas Rustam.
“Mereka ikut serta dalam upaya memberikan bantuan bersama dengan pemerintah daerah, dan juga dengan petugas dari Kepolisian Nasional dan Angkatan Bersenjata dalam menolong korban di wilayah mereka masing-masing, terutama para korban yang terjebak di daerah-daerah terisolasi,”tambahnya.
Data yang terhimpun tahun lalu berdasarkan daerahnya tercatat: 5.000 orang mahasiswa berasal dari Jawa Timur, 1.500 dari Bali, 4.500 dari Jawa Tengah, 1.500 dari Kalimantan Selatan dan 2.000 dari Jawa Barat.
Pada tahun depan, Menteri Kesehatan berencana akan memasukkan provinsi Sulawesi Utara, Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Selatan dalam program tersebut.
Jumlah orang yang menderita karena kelaparan diproyeksikan akan mencapai jumlah tertinggi tahun ini ...