Hot Topics » Pakistan Swat valley Sri Lanka conflict Abortion Barack Obama India Lausanne Movement

Sandra Dewi, Duta Keliling Lepra Sosialisasikan “Hope Needle” bagi Indonesia Tanpa Lepra di Bunderan HI

Maria F.
Reporter Kristiani Pos

Posted: Jun. 26, 2009 09:47:40 WIB

JAKARTA - Setiap tahunnya kasus lepra yang terdeteksi dan diobati menunjukkan angka cukup tinggi berkisar 400-500 ribu kasus, serta tercatat sekitar 17.000-20.000 orang menderita penyakit kusta setiap tahun, yang mana hal ini menempatkan Indonesia pada posisi ke-3 sebagai negara dengan penderita lepra terbanyak setelah Afrika dan India,” ujar Dr. A.B. Susanto (Duta Besar LTMI) untuk Indonesia.

Dalam rangka sosialisasi deteksi dini terhadap penyakit lepra atau kusta tersebut, The Lepra Mission International (LTMI), Kamis (25/6) menggelar acara Sosialisasi “Hope Needle” bagi Indonesia Tanpa Lepra di Bunderan Hotel Indonesia (HI).

Acara sosialisasi tersebut juga turut melibatkan Sandra Dewi sebagai Duta Lepra Keliling, serta dimeriahkan juga oleh Anggi Mahesti (Puteri Indonesia Pariwisata 2008), Ayu Diandra Sari (Puteri Indonesia Lingkungan 2008), para aktivis serta mahasiswa yang ikut serta dalam acara sisialisasi “Hope Needle” tersebut.

Sosialisasi ini dilakukan sebagai suatu rangkaian dari Gerakan Indonesia dan Dunia Tanpa Lepra. Dalam sosialisasi ini menekankan pada dua hal yakni; sebagai salah satu bentuk Kampanye Deteksi Dini terhadap penyakit lepra, dan kedua, upaya memberikan informasi kepada masyarakat bahwa lepra apabila diidentifikasi secara dini dapat cepat diobati sehingga dapat sembuh dan tidak menimbulkan cacat.

Sekitar 1000-1500 “Hope Needle” atau Jarum Harapan dibagikan bersama dengan brosur yang memuat informasi mengenai lepra ini dimaksudkan untuk menghimbau masyarakat agar dapat mengidentifikasi gejala lepra secara sederhana.

Dr. A.B. Susanto (Duta Besar LTMI) menjelaskan agar masyarakat jangan khawatir terhadap lepra, karena lepra dapat sembuh dengan obat Multydrugterapy (MDT), dan apabila sejak dini diobati, penderita lepra dapat sembuh total.

Apabila pada tubuh ditemukan bercak putih yang bila ditusukkan dengan menggunakan jarum tidak terasa sakit “mati rasa”, maka masyarakat diharap mewaspadainya sebagai ciri-ciri penyakit lepra dan segera memeriksakannya ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.

Sandra Dewi selaku Duta Keliling Lepra pada kesempatan yang sama juga turut membagikan pengalamannya ketika berada di tengah-tengah para penderita lepra, yang mana ia mengatakan bahwa penyakit lepra adalah penyakit yang tidak mudah menular, serta orang-orang yang telah sembuh dari lepra, sekalipun mereka cacat tetap masih bisa berkarya.

Turut hadir dalam acara sosialisasi tersebut Dr. JP. Handoko Soewono dari Rumah Sakit Kusta Sintanala, Tangerang dan Romo Tino Ulahayanan MSC.

Dr. JP. Handoko Soewono menjelaskan bahwa penyakit lepra atau kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium leprae yang dapat menyerang orang yang memiliki kekurangan atau cacat pada kekebalan tubuhnya. Faktor kekurangan gizi sangat berperan pada buruknya kekebalan tubuh,” tegasnya.

Selain itu, Romo Tino Ulahayanan MSC juga menjelaskan tentang misi gereja dalam pelayanan terhadap penyakit lepra sudah sejak lama, sejak mulai masuknya para misionaris yang datang ke Indonesia dimana mereka bukan hanya menyebarkan agama, tetapi juga membangun rumah sakit-rumah sakit, sekolah-sekolah. Ditambahkan pula oleh Romo Tino bahwa sejak jaman Belanda, gereja baik secara institusi maupun lembaga-lembaga di dalamnya sudah sangat aktif terlibat dalam memberikan pelayanan pada para penderita lepra.

Gereja secara internal juga membentuk lembaga atau kelompok yang diberi nama Marpati yang memberikan pelatihan bagi mereka yang pernah menderita kusta dan mereka yang cacat akibat kusta, dimana melalui kelompok-kelompok ini gereja memberikan pendampingan dan pelatihan seperti menjahit dan keterampilan lainnya. Selain itu juga ada beberapa rumah sakit lepra yang didirikan oleh gereja.

TLMI yang memiliki visi untuk menciptakan dunia yang bebas dari penyakit kusta, dalam menjalankan misinya, mendasarkan pada nilai-nilai cinta kasih, pengharapan bagi setiap individu, keluarga, dan komunitas, profesionalisme, dan keterbukaan. Dan juga telah memberikan dukungan bagi lebih dari 200 program pencegahan dan penanggulangan lepra di 28 negara di Asia Selatan, Afrika, dan Asia Pasifik dengan layanan yang menjangkau lebih dari 330 juta orang.

Next Story : Umat Katolik Himpun Kolekte Bagi Gempa Sumbar

Terpopuler

Headlines Hari ini