Pemilihan juru bicara baru Parlemen India dirayakan secara luar biasa, menurut keterangan pimpinan sebuah kelompok misi terkemuka di Asia.
Meskipun Meira Kumar adalah seorang Hindu, Presiden Gospel for Asia K.P. Yohannan mengatakan bahwa terpilihnya Kumar sebagai juru bicara perempuan dan Dalit pertama pada minggu lalu merupakan sebuah “peristiwa besar” bagi India karena dua alasan.
Dalam "tradisi, orang yang paling diabaikan di dunia adalah perempuan, dan perempuan yang mendapat perlakuan paling buruk adalah perempuan Dalit,” jelasnya setelah terpilihnya Kumar sebagai juru bicara Lok Sabha tidak mendapat tentangan.
"Sekarang orang yang paling dibenci dalam kelompok orang yang paling dilecehkan memiliki hak suara dalam salah satu badan pemerintah terbesar di dunia, Parlemen India,” imbuh Yohannan.
Sekitar 250 juta orang India (25 persen dari populasi penduduk) adalah Dalits dan tujuh puluh persen dari 25 juta orang Kristiani di India berasal dari latar belakang yang “tak dapat tersentuh".
Meskipun diskriminasi kasta telah dilarang setelah kemerdekaan India dari Britania pada 1947, akan tetapi, kekuatannya masih mempengaruhi kehidupan sosial di India, dan pemerintah juga menetapkan batas-batas di dalam lingkungan pekerjaan dan universitas untuk setiap kasta yang berbeda.
Dalit – merupakan kasta yang paling rendah dalam sistem kasta yang kompleks di India, seringkali ditempatkan pada pekerjaan-pekerjaan yang paling rendah, dan hidup dalam ketakutan diisolasi terus-menerus, dipermalukan di depan publik, diarak telanjang, di pukuli, dan diperkosa. Beberapa kasus penyelewengan HAM seperti itu masih kerap terjadi di beberapa bagian negara.
Mencermati mengenai pemilihan Kumar, Alexa Papadouris, selaku direktur advokasi untuk Christian Solidarity Worldwide, menyerukan kembali sentimen Yohannan, dengan mengatakan bahwa ini merupakan suatu hal yang dapat mendorong terkikisnya diskriminasi berdasarkan identitas di India.”
“Dia juga telah mengikuti jejak mantan Presiden terakhir, K. Narayanan, dan Hakim Agung yang sekarang menjabat, sebagai seorang tokoh yang sangat penting bagi kelompok Dalit India,” katanya.
Di samping telah lima kali menjabat sebagai Anggota Parlemen, Kumar juga pernah menjabat sebagai Menteri Kehakiman dan Pendayagunaan serta sebelumnya dalam karir politiknya juga pernah menjabat sebagai duta besar India di Spanyol dan Inggris. Dia juga menjabat sebagai Menteri Luar Negeri.
"Meskipun dia telah memiliki kekuatan politik yang hebat, akan tetapi masih merupakan suatu hal yang menakjubkan dimana seorang perempuan Dalit terpilih menempati posisi yang kuat,” tukas Yohannan. "Sekarang dia memegang kekuasaan yang besar, oleh karena itu, jika ada masalah yang berkaitan dengan hak asasi manusia atau kelompok-kelompok kecil yang tertindas, dia akan menjadi orang yang memutuskannya apabila masalah tersebut terdengar.
"Kami akan berdoa untuknya agar dia dapat membuat keputusan-keputusan yang memiliki kekuatan yang secara radikal dapat mentransformasi kehidupan jutaan Dalit di India,” Yohannan mengakhiri pernyataannya.
Sebagai juru bicara, Kumar mengepalai beberapa jabatan yang lebih rendah di dalam Parlemen, atau Lok Sabha. Dewan membuka sidang pertamanya pada Senin.
Pemeriksaan pengadilan terhadap seorang pria Kristen Uyghur ditetapkan mulai Selasa, hampir 19 ...