Seorang tokoh agama di Inggris menyatakan bahwa Inggris bukan lagi negara yang bersahabat bagi paham keagamaan Kristen. Ini dikarenakan faham sekuler tumbuh dengan cepat.
Faham sekuler inilah yang perlahan mulai mengubur moral dan nilai-nilai ajaran Kristen. Bahkan unsur keagamaan mulai difahami sebagai kebutuhan pribadi yang tidak lagi relevan dibahas di muka umum. Sehingga kelompok keagamaan di Inggris mulai "dipojokkan".
Penilaian ini disampaikan Kardinal Cormac Murphy O'Connor seperti dikutip Telegraph.uk, Minggu (7/12/2008). Dia mengingatkan bahwa Inggris saat ini dalam kondisi penurunan moral akibat penolakan masyarakat terhadap nilai-nilai tradisional. Kristen memiliki andil besar dalam pembentukan bangsan Inggris sejak lama. Bahkan negara ini punya andil besar dalam Perang Salib.
Kardinal O'Connor menilai saat ini terjadi ketegangan yang serius antara Kristen dan sekuler. Selain faham atheis yang perlahan mulai merasuk dalam pergaulan sosial masyarakat Inggris.
Kondisi inilah yang mendorong Kardinal O'Connor menulis buku mengenai multikulturalisme di Inggris. Dalam buku yang rencananya akan dirilis Senin besok itu, salah satu tokoh Katholik Inggris itu, menyoroti bahwa kelompok pendatang merupakan salah satu faktor yang memiliki andil besar dalam mengubah tatanan pemahaman masyarakat.
Buku berjudul "Faith in the Nation" tersebut diterbitkan oleh Institute for Public Policy Research (IPPR). Sebual lembaga yang disokong langsung oleh Perdana Menteri Inggris Gordon Brown.
LONDON – Pemimpin Kelompok Anglikan sedunia mengeluarkan sebuah seruan kepada gereja untuk berdoa dan melakukan kegiatan nyata bagi lingkungan dalam rangka menanggapi acara pertemuan ...