Lebih dari 800 halaman dan potongan-potongan peninggalan abad ke-4 Codex Sinaiticus, Alkitab Kristen tertua di dunia, satu persatu telah dikumpulkan secara digital dari seluruh penjuru dunia oleh beberapa lembaga di Inggris, Jerman, Mesir dan Rusia.
Naskah aslinya dituliskan dalam bahasa Yunani oleh beberapa orang penulis dalam beberapa lembar perkamen. Teks tersebut kemudian direvisi pada abad-abad berikutnya.
Halaman-halaman dari Codex Sinaiticus tersebut disimpan terpisah di tempat yang berbeda lebih dari 150 tahun lamanya. Penghitungan tersebut adalah hasil dari kerjasama selama empat tahun antara lembaga-lembaga yang menyimpan potongan-potongan naskah aslinya yakni Perpustakaan Inggris, Perpustakaan Universitas Leipzig, Biara St. Catherine di Gunung Sinai di Mesir, dan Perpustakaan Nasional Rusia di St. Petersburg.
Hanya beberapa bagian dari Alkitab Perjanjian Lama dan Apocrypha yang hilang.
“Codex Sinaiticus merupakan salah satu tulisan yang merupakan harta karun terbesar di dunia,” kata Dr Scot McKendrick, Kepala bagian yang menangani Naskah asli Barat di Perpustakaan Inggris.
“Naskah yang berusia 1600 ini memberikan sebuah wawasan yang dapat membuka pengetahuan kita tentang perkembangan Kekristenan awal dan tentang bukti yang diperoleh dari tangan pertama bagaimana teks Alkitab telah diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya.”
“Proyek tersebut juga telah menemukan bukti tentang keempat penulis yang mana sejauh ini tiga orang penulis yang turut mengerjakan tulisan tersebut telah diketahui,” ujarnya.
“Tersedianya naskah virtual yang dapat dipelajari oleh para cendikiawan di seluruh dunia telah menciptakan sebuah peluang bagi terbentuknya sebuah penelitian gabungan yang tidak mungkin terbentuk hanya dalam waktu beberapa tahun lalu.
Para cendikiawan dan pengunjung website naskah tersebut di (www.codexsinaiticus.org) dapat melakukan penyelidikan terhadap gambar-gambar digital dengan resolusi tinggi di seluruh halaman Codex Sinaiticus, yang telah diberi keterangan dan penjelasan secara keseluruhan.
Ketebalan naskah asli Codex Sinaiticus mencapai lebih dari 1.460 halaman, dengan masing-masing halamannya berukuran sekitar 14 sampai 16 inci.
McKendrick menjelasakan bahwa,” Codex Sinaiticus adalah juga sebuah bukti penting dalam sejarah sebuah buku, yang mana disebutkan merupakan buku tertua dengan jilid besar yang masih masih ada sampai saat ini.
“Untuk sebuah terbitan buku yang seluruhnya berisi mengenai Kekeristenan dianggap telah mengalami lompatan pesat di bidang teknologi, serta sebuah perbandingan modern tentang pengenalan akan jenis perubahan atau proses perbendaharaan kata,” tambahnya.
“Secara kritis, hal ini juga menandai keberhasilan dalam menyatukan gulungan naskah-naskah kuno, sebuah kunci yang menentukan bagaimana Alkitab Kristiani dianggap sebagai sebuah tulisan sakral.”
JAKARTA – Selepas kunjungannnya ke kantor Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Kardinal Jean-Louis Tauran (66) bertemu dengan para ...