MAUMERE - Kepergian Frans Seda memiliki makna yang mendalam, khususnya dalam konteks menumbuhkan rasa percaya diri bagi masyarakat Flores dan NTT. Demikian penuturan Uskup Agung Ende , Mgr Vincentius Sensi Potokota.
Menurut Sensi, bukan saja bangsa Indonesia yang kehilangan seorang tokoh nasional, melainkan gereja Katolik juga turut kehilangan.
Selama ini NTT dikenal sebagai daerah tertinggal, namun ternyata dari NTT muncul sosok Frans Seda, tokoh dan juga kebanggan bangsa yang telah mengukir banyak prestasi nasional. Dia pun dapat menjalankan tugas negara dengan baik dari rezim ke rezim. "Menurut saya Frans Seda seorang tokoh fenomenal," kata Sensi, seperti dikutip Kompas.com.
Almarhum yang dilahirkan 83 tahun silam di Lekebahi, Desa Bhera, Kecamatan Mego, Kabupaten Sikka, Flores itu meraih gelar sarjana ekonomi dari Katholike Economische Hogeschool, Tilburg, Belanda tahun 1956.Dia juga pernah menduduki jabatan empat menteri, yakni menteri perkebunan, pertanian, keuangan, dan menteri perhubungan dan pariwisata dalam rentang waktu 9 tahun (1964-1973).
Frans Seda menghembuskan nafas terakhir di rumahnya, Jalan Metro Kencana V, Pondok Indah Jakarta Selatan, Kamis (31/12) pagi, pukul 05.00 WIB dan . Frans Seda disemayamkan di rumah duka dan rencananya akan dimakamkan pada 2 Januari 2010, di pemakaman San Diego Hills Karawang.
JAKARTA - Ratusan orang lintas agama dan suku bangsa membaur bersama berdoa untuk Gus Dur di Tugu Proklamasi, Jakarta, Sabtu (2/1/2010) malam. ...