Para Ahli Ungkap Alasan Pemanasan Global
Penelitian terakhir para ahli klimatologi di Amerika Serikat berhasil membuktikan pemanasan global terjadi karena Bumi menyerap lebih banyak energi Matahari
Tuesday, May. 3, 2005 Posted: 6:35:14PM PST
Penelitian terakhir para ahli klimatologi di Amerika Serikat berhasil membuktikan pemanasan global terjadi karena Bumi menyerap lebih banyak energi Matahari daripada yang dilepas kembali ke ruang angkasa.
Kesimpulan ini diperoleh melalui model komputer yang mensimulasikan data-data iklim dari pengukuran suhu lautan. Bukti tersebut semakin menguatkan pendapat bahwa aktivitas manusia adalah penyebab pemanasan global.
Para peneliti mencoba menghitung selisih energi matahari yang diterima oleh atmosfer dengan yang dilepaskan kembali ke luar angkasa. Karena tidak dapat diukur langsung, para peneliti mengambil data dari lautan.
"Mengukur perubahan secara langsung sulit dilakukan, karena Anda harus mendeteksi variabel tertentu dari sekian banyak variabel," kata Gavin Smith, salah satu anggota tim peneliti dari NASA.
"Tapi kami tahu berapa besar energi yang diserap lautan dari pengukuran selama puluhan tahun melalui satelit maupun peralatan yang ditempatkan langsung. Didukung pemahaman kami tentang atmosfer, hasil pengolahan data memperlihatkan bahwa selama ini terjadi ketidakseimbangan di atmosfer," lanjutnya.
Caranya dengan memonitor suhu permukaan laut dari ribuan pelampung (buoys) yang tersebar di berbagai lokasi. Data-data yang diambil dari berbagai tempat dimasukkan dalam komputer dan merepresentasikan model iklim yang kompleks meliputi aktivitas atmosfer, laut, angin, arus, gas, dan zat pencemar lainnya.
Dari simulasi tersebut tampak bahwa atmosfer bumi menyerap energi lebih dari energi yang dilepaskan kembali. Penyebabnya adalah efek rumah kaca yang terbentuk oleh lapisan gas karbon dioksida. lapisan tersebut menyerap radiasi panas yang dipantulkan bumi yang seharusnya dilepaskan ke ruang angkasa.
Menurut Gavin Schmidt, butuh energi yang besar untuk menghasilkan perubahan di permukaan bumi. Meskipun demikian penyerapan energi telah berjalan dalam rentang waktu yang lama.
Tetapi William Kininmonth, pimpinan pusat iklim nasional Australia dan anggota delegasi Australia dalam negosiasi perjanjian iklim PBB mengatakan terlalu banyak asumsi yang dipakai dalam simulasi komputer daripada data sesungguhnya. Oleh karena itu, sangat sulit untuk mengakui keakuratan hasil ketidakseimbangan energi dalam ukuran beberapa meter persegi.
Sementara Jim Hansen, direktur Goddard Institute for Space Studies milik NASA di New York, sekaligus peneliti perubahan iklim, mengatakan temuan di atas patut mendapat perhatian. "Bila kita menunggu bukti-bukti perubahan iklim, mungkin kita akan terlambat. Tapi bila kita bertindak sejak sekarang untuk mencegah perubahan iklim, maka kita memberi waktu pada Bumi untuk menghadapi kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi."
Dalam papernya yang berjudul Climatic Change Hansen mengatakan bahwa kenaikan suhu 1°C saja bisa memicu melelehnya lapisan es dunia. Proses ini bisa diawali dari Greenland yang bakal melepaskan armada gunung es-nya ke lautan sehingga permukaan laut akan naik menjadi beberapa meter.
Model iklim berbasis komputer berkembang pesat beberapa tahun terakhir tetapi masih terdapat masalah dalam memodelkan beberapa proses yang terjadi di atmosfer. Para ilmuwan masih berharap dapat memperoleh lebih banyak data dari lautan dan aerosol seperti debu, abu, tanah, dan partikel yang lain di atmosfer.
Next Page: 1 | 2 |
Eva N.
|