Kelompok Teroris Diduga Sedang Merancang Teror Malam Natal
Dikontraknya rumah Blok A Nomor 7 Perumahan Flamboyan Indah, Kelurahan Songgokerto, Batu, Malang oleh tersangka teroris kelompok Dr Azahari diduga untuk menyiapkan aksi teror pada Natal, 25 Desember 2005, Tempo Interaktif memberitakan
Friday, Nov. 11, 2005 Posted: 12:00:43PM PST
Dikontraknya rumah Blok A Nomor 7 Perumahan Flamboyan Indah, Kelurahan Songgokerto, Batu, Malang oleh tersangka teroris kelompok Dr Azahari diduga untuk menyiapkan aksi teror pada Natal, 25 Desember 2005, Tempo Interaktif memberitakan.
Menurut sumber yang dekat dengan kalangan intelijen, kelompok ini berencana meledakkan sejumlah gereja di Malang dan sekitarnya tepat pada malam Natal. "Sasarannya gereja besar di Malang," kata sumber tersebut kepada Tempo.
Kelompok itu melengkapi diri dengan persenjataan yang canggih dan dilengkapi dengan peredam suara. Indikasinya, saat terjadi tembak-menembak dengan polisi, suara letusan dari senjata milik mereka tidak terlalu keras. "Suara letusannya halus seperti diberi peredam, kalau senjata polisi letusannya keras," ujar si sumber.
Kaliber peluru yang mereka gunakan berbeda dengan milik polisi. Hal itu diketahui saat Brigadir Choirudin, anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror yang tertembak kakinya dioperasi di Rumah Sakit Syaiful Anwar, Malang. Menurut petugas medis, kaliber peluru yang bersarang di kaki Choirudin lebih besar dibandingkan peluru milik polisi pada umumnya.
Dugaan tersangka kelompok teroris sedang merancang aksi teror dikuatkan oleh Anil Warman (19 tahun) yang rumahnya hanya 10 meter dari rumah kontrakan kelompok tersebut. Menurut dia, pada Sabtu (5/11) malam, dua orang penghuni rumah kontrakan itu datang mengendarai motor Honda Supra sambil membawa kotak sebesar kardus televisi 14 inci. "Mereka terlihat tergesa-gesa memasukkan kotak itu ke dalam rumah," kata Anil.
Bagi Anil, dua diantara penghuni rumah yang mengontrak sejak 3 bulan lalu itu sudah tidak asing lagi karena sering ngobrol bareng. Keduanya memperkenalkan diri bernama Yahya dan Budi, yang bekerja sebagai kontraktor proyek properti di Semarang. Usianya masih relatif muda, sekitar 23 - 25 tahun. Keduanya rajin salat tarawih di mushola perumahan.
"Di situlah kami sering ngobrol ringan, namun tidak lama karena mereka selalu tergesa-gesa pulang," imbuh Anil.
Maria F.
|