LIPI Kembangkan Tepung Tempe
Thursday, Sep. 2, 2004 Posted: 1:35:14PM PST
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengembangkan bahan makanan campuran tempe berbentuk tepung untuk bahan dasar aneka makanan dan kue.
"Bukan hanya lezat, dengan dicampurnya tepung tempe yang dicampur makanan lain, nilai gizi makanan itu akan meningkat," kata Putut Irwan Pudjiono, Kepala Unit Pengelola Teknis Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia LIPI di sela-sela Demo Peragaan Iptek Tepat Guna yang diselenggarakan Dharma Wanita Kementrian Riset dan Teknologi di Jakarta, Senin.
Dikatakan Putut, selain murah, sekerat tempe mengandung komposisi gizi yang komplet: ada protein, lemak, karbohidrat, serat, abu, kalsium, fosfor; dan besi dalam kadar relatif tinggi.
Kandungan ini lebih baik ketimbang kedelai biasa karena tempe sudah melewati proses fermentasi, katanya.
Tempe digunakan sebagai salah satu bahan baku utamanya. Bahan lain yang digunakan adalah produk pertanian terutama beras, kacang hijau dan bahan alami lainnya, tambah Putut yang meraih gelar doctor di Inggris itu.
Tepung tempe ini, kata dia, tidak menggunakan pengawet, pewarna maupun pemberi aroma sintesis sehingga sangat aman dikonsumsi.
Dari tepung itu bisa tercipta kudapan ringan nan renyah, donat, kue blackforest, bahkan es krim. ujarnya.
Roti dari tepung tempe dijamin tidak kalah lezat dengan produk roti toko roti modern, kata Putut.
Pengembangan tepung tempe ini, kata Putut sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan kebutuhan gizi masyarakat melalui bahan makanan yang terjangkau harganya.
Dari hasil penelitian terhadap murid-murid SD yang mendapat kue berbahan tepung tempe tersebut yang dilakukan LIPI di SD Playen I dan SD Siyono I Gunung Kidul, asupan makanan yang bergizi berdampak positif terhadap kemampuan pelajar untuk menangkap pelajaran.
Pemberian bubur dan kue berbahan tepung tempe itu dilakukan pada bulan Agustus sampai Oktober 2003.
"Ternyata anak-anak yang mendapat makanan BMC Tempe ini berat badan dan tinggi badan tumbuh lebih daripada anak yang tidak mendapatkan makanan dari tepung tempe." kata Putut.
Bahan makanan campuran tempe yang dikembangkan di Gunung Kidul dicampur dengan beras dan kacang hijau karena kedua bahan makanan tersebut mudah didapati di daerah tersebut, katanya.
Doktor bidang rekayasa biokimia itu juga mengembangkan tepung tempe dengan campuran labu merah.
Ajak UKM Untuk mengembangkan dan memasarkan tepung tempe ini, Putut mengajak UKM untuk memproduksinya.
"LIPI itu bukan industri sehingga kami tidak mungkin dapat memproduksi tepung tempe dalam skala besar, di sini ada peluang UKM untuk mengembangkannya dengan bimbingan LIPI," kata Putut.
Ia menyebutkan setidaknya dibutuhkan modal 100 juta rupiah untuk membeli peralatan mesin. Harga tepung tempe mencapai Rp13.000 per kg, sementara daya tahan tepung itu mencapai enam bulan.
Ia menyebutkan LIPI sendiri mampu memproduksi tepung tempe sampai lima ton per bulannya. [Tma, Ant]
|