PMKRI Siantar Simalungun Gelar Seminar Nasional

"If you want to be seen, stand up, If you want to be heard, speak up

Monday, Aug. 15, 2005 Posted: 12:40:42PM PST

Seminar nasional DPC (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Indonesia) Siantar-Simalungun yang diselenggarakan dengan FMKI (Forum Komunikasi Masyarakat Katolik Indonesia) dan Gerakan Bhumiksara Rukun Lokal Siantar-Simalungun, berlangsung sukses dihadiri seratusan peserta kader-kader Katolik dari berbagai elemen di Siantar-Simalungun, SIB memberitakan.

Tema seminar "Siasat kaderisasi nasional Katolik Indonesia yang bertahap, berkelanjutan dan integral".

"Menjadi aktivis dalam suatu kegiatan politik harus berangkat dari suatu lembaga atau organisasi yang menyiapkan secara matang. Semakin sering bertemu dengan para senior, maka akan semakin berkembang alur pemikiran kita," kata Dr Cosmas Batubara. Katanya, sewaktu aktivis PMKRI, ia sering mendapat masukan bahwa sebagai orang Katolik di manapun berada harus selalu mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi atau golongan. Agar orang Katolik mampu mengambil peran di lembaga manapun, maka perlu persiapan yang matang, baik dari segi berorganisasi mampu landasan politik.

Partai politik yang mana sebaiknya dimasuki? Pertanyaan ini selalu dilontarkan oleh orang-orang muda Katolik, dikaitkan dengan menjamurnya partai-partai baru. Maka menjadi landasan pemikiran adalah bahwa tahun 1945 s/d 1965 ada lima aliran yakni, nasionalisme radikal, tradisionalisme Jawa, Islam, sosialisme demokratis dan komunisme. Periode berikutnya, dua atau tiga dari aliran-aliran itu lenyap atau menjadi marjinal dalam wacana politik.

Solidaritas Demokrasi Katolik Indonesia (SDKI) dalam deklarasi kelahirannya mengemukakan tentang cita-cita masyarakat baru Indonesia yaitu suatu masyarakat warga (civil society) yang cerdas dan kreatif, memiliki sikap dan perilaku solidaritas etis, bervisi luas, demi kebaikan dan kesejahteraan umum, yang berlandaskan pada martabat dan hak azasi manusia, peduli pada penegakan keadilan sosial. Untuk menentukan pilihan partai politik yang mana, maka perlu dikaji apakah platform sesuai dengan apa yang dikemukakan deklarasi SDKI itu.

Sementara itu, Drs Sabam Leo Batubara yang didampingi moderator Hamson Sitanggang SH dalam ceramahnya menyebutkan bahwa ke depan masyarakat yang semakin cerdas, memerlukan kader yang cerdas. Dalam era globalisasi dan pasar bebas ini, pemenang kompetisi adalah yang paling rajin dan paling completed staf work. Kader yang baik bukan anggota NATO (No action, talk only) tapi indahkan kiat "If you want to be seen, stand up, If you want to be heard, speak up (Jika anda ingin dilihat, berdirilah, jika anda ingin didengar, berbicaralah)".

Ketua Presidium PMKRI Cabang Siantar-Simalungun Johannes Simanjuntak dan ketua FMKI Ir Daud Simanjuntak bersama Hamson Sitanggang SH menyebutkan, tujuan seminar ini untuk membangun relasi-relasi di antara kader pada tingkat lokal maupun nasional, untuk mengintegrasikan gerak langkah para kader, baik pada internal gereja maupun sosial kemasyarakatan sekaligus mendorong pengkaderan yang berkelanjutan.

Sandra Pasaribu