Dr Cosmas Fernandez: Indonesia Tak Punya Perguruan Tinggi Bermutu
"Komersialisasi pendidikan hampir merambah seluruh negeri yang akhirnya hanya menelorkan sarjana yang punya ijazah palsu."
Monday, Oct. 10, 2005 Posted: 4:04:43PM PST
Rektor Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Pater Dr Cosmas Fernandez SVD, MA mengatakan, tumbuhnya perguruan tinggi di Indonesia bagaikan jamur di musim hujan, tak ada satupun yang masuk dalam kategori bermutu seperti universitas-universitas di negara lain.
Dari sekitar 500 perguruan tinggi di dunia yang termasuk dalam kategori bermutu, tak ada satu pun universitas dari Indonesia yang masuk dalam kategori tersebut, katanya ketika mewisuda 360 lulusan program magister, S1 dan diploma Unika Widya Mandira di Kupang, Sabtu, (08/10), Antara memberitakan.
"Jangankan dunia, di tingkat Asia pun, kita tidak masuk dalam hitungan itu. Dari sekitar 100 universitas terbaik di Asia, tak ada satu pun universitas dari Indonesia yang masuk dalam kategori bermutu," kata Fernandez yang baru dikukuhkan menjadi Rektor Unika Widya Mandira.
Lanjutnya, "Kita malu karena tidak memiliki universitas yang bermutu. Komersialisasi pendidikan hampir merambah seluruh negeri yang akhirnya hanya menelorkan sarjana yang punya ijazah palsu."
"Sungguh memalukan, karena negeri yang besar ini tidak punya satu pun universitas yang bermutu dan hanya memproduksi sarjana yang hanya menjadi beban negara semata karena tidak mempunyai inovasi untuk membantu negeri ini keluar dari kesulitan ekonomi," katanya.
Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah VII, Baharudin juga sepakat dengan Fernandez, yang mengharapkan semua universitas di Indonesia harus berbenah diri dalam menghadapi globalisasi ekonomi.
"Tingkat pendidikan kita masih jauh tertinggal sehingga kita tidak mampu bersaing dalam globalisasi ekonomi dunia. Situasi ini harus segera kita benahi dengan memperdalam ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dan sains agar bisa menjawab tantangan global," katanya.
Pater Cosmas Fernandez mengatakan, rendahnya mutu pendidikan di Indonesia sebagai akibat pula dari praktik politik uang sehingga membuat orang dengan mudah untuk mendapatkan gelar kesarjanaan.
"Lembaga pendidikan tinggi di Indonesia memang bagai jamur di musim hujan, tetapi yang menjadi pertanyaan kita di sini, produknya berkualitas atau tidak? Orientasi kita lebih tertuju pada kuantitas lulusan, bukan pada persoalan kualitas," katanya.
Disisi lain, masih rendahnya mutu sumber daya manusia (SDM) Indonesia bukan saja bersumber dari lulusan sarjana yang tidak berkualitas, tetapi juga persoalan ekonomi sehingga masih menyisakan sekitar 86 persen peserta didik yang tidak menikmati pendidikan di lembaga perguruan tinggi.
Eva N.
|