Mahasiswa STKIP Santo Paulus Protes Uskup Ruteng
Keputusan Uskup Ruteng Eduardus Sangsung yang meliburkan kegiatan STKIP diprotes sekitar 500 mahasiswa yang berunjuk rasa
Wednesday, May. 4, 2005 Posted: 12:38:20PM PST
Keputusan Uskup Ruteng Eduardus Sangsung yang meliburkan kegiatan belajar mengajar dan kegiatan akademik lainnya di kampus Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Santo Paulus Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur hingga 31 Mei 2005 dan mengusir seluruh civitas academica untuk meninggalkan kampus itu diprotes sekitar 500 mahasiswa yang berunjuk rasa di depan kampus itu, Senin, 2 Mei.
Forum Pemuda dan Mahasiswa Flores Jakarta (Florete Flores) dalam penyataan sikapnya menilai, tindakan pembekuan kampus adalah tindakan yang sembrono.
"Tidak diperkenankannya seluruh civitas academica menyelenggarakan aktivitas di dalam kampus STKIP merupakan tindakan jalan pintas, sembrono, tidak bertanggung jawab, dan tidak menyelesaikan persoalan. Langkah ini juga merupakan cermin sikap emosional dan irasional dalam menyelesaikan kemelut di STKIP," pernyataan Florete Flores yang ditandatangani sekretaris eksekutifnya Rikardus Rahmat.
Florete Flores mendesak Uskup Ruteng tidak mencari jalan pintas. Mereka meminta uskup harus menggunakan pendekatan yang rasional dalam menyelesaikan persoalan di STKIP.
"Kami juga mendesak Uskup Ruteng dan pihak terkait untuk segera menjamin berjalannya kembali sebagaimana mestinya kegiatan perkuliahan di STKIP dalam suasana yang aman dan tanpa campur tangan aparat kepolisian. Selain itu, kami mendesak Yayasan STKIP yang telah membubarkan diri untuk segera kembali melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya di STKIP sebagaimana diatur dalam undang-undang," kata Rikard Rahmat.
Florete Flores juga mendesak aparat penegak hukum di Kabupaten Manggarai untuk menindaklanjuti dugaan korupsi di kampus itu yang melibatkan orang awam, para pastor, maupun uskup Ruteng, dalam sebuah proses hukum yang adil dan fair.
Mereka menyatakan dukungannya terhadap semua upaya mahasiswa STKIP Ruteng dan sebagian dosen untuk terus membongkar praktek korupsi di sekolah tersebut.
Yunita Tjokrodinata
|