Guru Besar UKDW: Bencana Bukan Hukuman Tuhan
Pidato Professor Gerrit Singgih pada pelantikan Guru Besar pertama
Friday, Apr. 1, 2005 Posted: 11:51:17AM PST
Bencana yang terus mendera negeri ini bukanlah hukuman Tuhan. Tuhan tidak menciptakan kekacauan, kejahatan dan kemalangan. Tuhan menciptakan dunia ini baik adanya, manusialah yang merusak semuanya. Hal itu dikemukakan oleh Professor Gerrit Singgih PhD saat berpidato dalam pengukuhannya sebagai guru besar pertama di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), Yogyakarta baru-baru ini.
Dalam pidato yang berjudul Ex Nihilo Nihil Fit itu, Gerrit mengambil jalan tengah atas dualisme teologi Kristen antara dualistik dan monistik.
Pandangan dualistik yang berpedoman pada Perjanjian Baru berpendapat, di dunia ada dua kuasa, kuasa jahat dan kuasa Tuhan. Bencana diakibatkan oleh kuasa jahat. Sementara monistik yang mengandalkan Perjanjian Lama beranggapan bahwa Tuhan berdaulat penuh atas segala sesuatu. Bahkan, kejahatan juga berasal dari Dia. Bencana adalah hukuman Tuhan. Menurut Dekan Fakultas Teologi UKDW ini, dua pandangan itu kurang tepat.
"Kalau menganut pemahaman dualistik, realitas dilihat sebagai sesuatu yang harus ditaklukkan. Orang menjadi panik seakan-akan Tuhan tidak ada. Dengan pemahaman monistik, kita tidak merasa ada yang harus diperjuangkan. Kita lalu menjadi pasif. Tuhan yang membuat semua ini. Ekstrimnya, orang bisa jatuh ke dalam fatalisme," tuturnya.
Ia lalu berusaha keseimbangan antara dua pandangan ini. Kemalangan dan kejahatan termasuk bencana yang menimpa manusia bukan hukuman Tuhan, melainkan karena manusia sendiri.
"Meski begitu, kita tidak perlu panik. Namun, bukan berarti kita pasif. Kita harus berbuat sesuatu dalam mengatasi kemalangan tetapi juga tidak terlalu obsesif bahwa dunia ini penuh kejahatan sehingga harus selalu kita perangi."
"Dunia ini toh tetap ciptaan, bukan khaos," katanya.
Yunita Tjokrodinata
|