Israel Menolak Visa Untuk Para Imam Dan Suster-Suster Dari Asia Dan Afrika
Thursday, Jul. 29, 2004 Posted: 1:15:23PM PST
JERUSALEM, 27 Juli 2004– Pastor-pastor dan suster-suster yang berasal dari Afrika dan Asia tidak bisa memperoleh visa untuk mengunjungi Tanah Suci, karena para pejabat Israel takut mereka itu akan tetap tinggal di Israel secara illegal.
Sejak akhir Juni lalu, imam-imam dan suster-suster dari India serta imam-imam dari Burkina Faso, Afrika Selatan dan Mozambique tidak diberikan visa yang diperlukan untuk bisa masuk ke Israel. Alasan di belakang penolakan visa tersebut adalah ketakutan para pejabat konsulat Israel, mereka khawatir jangan-jangan imam-imam dan suster-suster itu akan tinggal terus di Israel secara illegal.
Kantor berita AsiaNews mengatakan bahwa itu jelas suatu kasus diskriminasi, karena para imam dan suster Afrika dan Asia itu memohon visa sebagai bagian dari kelompok-kelompok peziarah yang lebih besar.
Para peziarah dari Barat atau Eropa tidak mempunyai masalah dalam memperoleh visa Misalnya, pada tanggal 11 Juni lalu, dua kelompok peziarah dari India dan Burkina Faso ikut bergabung dengan rekan-rekan peziarah di Paris untuk pergi ke Tanah Suci. Tidak seperti halnya dengan rekan-rekan mereka dari Eropa, permohonan visa mereka yang dari India dan Burkina Faso untuk masuk ke Israel ditolak. Mereka pergi ke Kedutaan Besar Vatikan di Paris, tetapi tidak berhasil.
Kedutaan besar Israel di Perancis mengeluarkan suatu pernyataan yang mengatakan mereka tidak bisa mengeluarkan visa untuk masuk ke Israel bagi orang-orang Afrika dan Asia. AsiaNews menambahkan, empat orang imam Afrika Selatan juga ditolak permohonan mereka untuk mendapat visa, meski mereka itu bergabung dengan kelompok peziarah Eropa yang ke Tanah Suci.
Wakil-wakil dari Tesco-Terrasanta, satu agen perjalanan yang menyelenggarakan ziarah, menghubungi Kementerian Dalam Negeri Israel di Yerusalem meminta penjelasan. Mereka diberitahu bahwa “kementerian dalam negeri Israel tidak memberikan visa kepada orang perorangan Untuk hal seperti itu, sebab visa untuk orang perorangan, harus didapati di kedutaan besar Israel di Paris.” Sebaliknya, kedutaanbesar Israel di Paris menyatakan: “Kami tidak mempunyai instruksi apapun dari Kementerian Dalam Negeri di Yerusalem.”
Masalah itu dipecahkan, untuk sementara, dengan campuratangan Kedutaanbesar Vatikan di Yerusalem dan tindakan langsung dari Menteri Luarnegeri Israel Gadi Golan, yang memerintahkan kedutaanbesar Israel di Paris agar mengeluarkan visa. (ZE04072701)
(Zenit)
|