Utusan Vatikan Berangkat Ke Kawasan Darfur Yang Dilanda Bencana Kemanusiaan
Saturday, Jul. 24, 2004 Posted: 10:27:09PM PST
KOTA VATIKAN (AFP) - Seorang utusan Paus Yohanes Paulus II hari Kamis (22/7) berangkat ke Sudan untuk mendesak pemerintah supaya sampai pada suatu “penyelesaian yang adil” atas konflik di kawasan Darfur. Demikian dikatakan Vatikan dalam suatu pernyataan yang membandingkan krisis kemanusiaan negeri itu dengan genocide atau pembunuhan bangsa.
Paus sangat prihatin akan penderitaan rakyat Sudan di kawasan Darfur yang dicabik-cabik pertikaian dan beliau telah mengirim seorang utusan, Uskup agung Paul Cordes dari Jerman. Dalam suratnya kepada Uskup agung Cordes, Paus mengatakan, ”situasi kemanusiaan yang serius di Darfur, yang baru-baru ini telah mengobarkan kemarahan masyarakat umum itu, sangat memprihatinkan.”
Surat yang dirilis Vatikan itu juga menyatakan harapan Paus agar pemerintah Khartoum, “dalam kemitraan dengan masyrakat internasional, akan memperhebat usaha-usahanya untuk mencapai suatu penyelesaian yang damai bagi Darfur.”
Dalam suatu pernyatan terpisah, Vatikan mengatakan, Uskup agung Cordes, dibantu oleh personel Perserikatan Bangsa-Bangsa, akan pergi ke Darfur, suatu kawasan di Sudan bagian barat. Di sana kira-kira 100 orang meninggal tiap-tiap hari karena perang dan kemiskinan.
Lebih dari 10,000 orang diperkirakan telah meninggal di Darfur dan sedikitnya 1,2 juta orang telah dipaksa meninggalkan rumah-rumah mereka, banyak diantaranya pergi ke perkemahan yang jorok di Chad, sejak pemberontakan terhadap pemerintah yang didominasi Arab pecah antara golongan-golongan minoritas etnis pribumi Februari 2003 lalu.
Sebagai pembalasan, pasukan milisi Janjaweed Arab yang pro-pemerintah, telah melakukan apa yang oleh para pejabat PBB dikatakan suatu operasi pembersihan etnis yang kejam yang dilakukan milisi terhadap orang-orang Afrika hitam.
Surat Paus yang ditujukan kepada Uskup agung Cordes itu juga mengatakan: “Paus mengharapkan agar orang-orang di Darfur akan diberi bantuan kemanusiaan yang diperlukan, terutama menghadapi musim hujan yang akan datang. Selama musim hujan usaha-usaha mereka untuk bisa hidup terus bahkan akan menjadi lebih sulit.”
Surat Paus itu juga menambahkan: “Ini akan terjadi bila suara orang-orang di Darfur didengarkan dan diakui, dan bila hak asasi manusia mereka dihormati, khususnya hak untuk hidup, untuk kebebasan politik dan agama, dan hak untuk tinggal dan hidup dalam damai di wilayah mereka sendiri.”
Menurut catatan Vatikan di seluruh Sudan “dua juta orang sudah meninggal dan lima juta pengungsi telah dicatat dalam konflik yang sudah berlangsung lebih dari 20 tahun,” Dan Vatikan telah membandingkan Sudan dengan “Rwanda dalam gerak pelan (slow motion)” suatu peringatan akan pembunuhan bangsa 1994, yang telah menyebabkan antara 800,000 dan 1,000,000 (satu juta) orang Rwanda meninggal.
Dalam suratnya, Paus juga menugaskan Uskup agung Cordes agar menyampaikan ”salam Paus bagi komunitas Katolik yang dicintainya dan salam untuk semua orang di Sudan yang berada dalam kesedihan dan yang perlu bantuan, khususnya mereka yang berada di kawasan Darfur. Dan juga untuk menyampaikan jaminan bahwa Paus selalu dekat dan setiakawan serta berdoa, terutama sekali bagi para pengungsi, yang menderita karena konflik-konflik yang sedang terjadi dan akibat-akibatnya yang berat.”
Next Page: 1 | 2 |
|