Pemimpin Orthodox Dunia Setuju Tak Akui Patriarkh Yerusalem
Pertemuan para pemimpin Gereja Orthodox di Istanbul, memvoting hari Selasa untuk tidak lagi mengakui patriarkh Yerusalem, Irineos I.
Friday, May. 27, 2005 Posted: 7:53:23PM PST
|
Patriarkh Yerusalem Irineos I meninggalkan sebuah sinode pan-Orthodox di IIstanbul,Turki, Selasa 24 Mei 2005. Para pemimpin Orthodox dunia melakukan voting hari Selasa untuk berhenti mengakui Irineos dikarenakan skandal penyewaan tanah gereja ke pihak Yahudi. (AP Photo/ Osman Orsal) |
Pertemuan para pemimpin Gereja Orthodox di Istanbul pada hari Selasa lalu, menghasilkan voting untuk tidak lagi mengakui patriarkh Yerusalem, Irineos I. Pertemuan itu menegaskan adanya sebuah kesatuan unik mengenai sebuah skandal yang terjadi di Yerusalem.
Voting dikumpulkan dari para perwakilan dari 12 gereja-gereja utama Orthodox atau sinode "pan-Orthodox" yang dipimpin oleh Patriarkh Ekumenikal Bartholomew I, pemimpin spiritual dari Kristiani Orthodox yang berbasis di Istanbul, Turki.
Irineos menolak untuk mengundurkan diri, walaupun anggota dari gereja yang dipimpin Irineos berusaha untuk memindahkan dia dari posnya dikarenakan ia menyetujui penyewaan tanah gereja kepada pihak investor Yahudi di Yerusalem sebelah timur.
Voting sinode itu tidak secara langsung menyebutkan pencabutan Irineos, tetapi tindakan untuk menolak kekuasaannya akan menaruh tekanan untuk penurunan dirinya.
"Kami harus membuat keputusan menyedihkan mengenai patriarkh Yerusalem," kata Bartholomew. Irineos diminta untuk mengundurkan diri dalam sinode itu tetapi ia menolak.
Pertemuan di Istanbul itu adalah pertemuan pan-Orthodox pertama-kalinya untuk dalam kurun waktu sepuluh tahun. Kewenangan untuk membebas-tugaskan Ireneos atau memilih penggantinya terletak pada sinode atau dewan pemerintahan dari gereja Yerusalem. Pertemuan itu tidak mempunyai kewenangan atas ini. Irineos telah menolak untuk mengadakan sinode bersama.
Para imam yang mendukung penurunan Ireneos diwakilkan oleh enam uskup pada sinode itu. Mereka mengklaim telah melakukan voting untuk memindahkan Ireneos sebagai patriarkh dan mencari dukungan dari sinode pan-Orthodox yang mewakili kekuasaan tertinggi di Gereja Orthodox.
Menurut Cornelius, dari Metropolitan of Petra, voting memperbesar usaha pemimpin-pemimpin gereja di Tanah Suci untuk menurunkan Ireneos. "Dia dapat menyebut dirinya sendiri patriarkh, tetapi dia bukan," kata Cornelius.
Father Dimitrios, sekretaris untuk Sinode Agung di Yerusalem, berbicara dari Yerusalem dan mengatakan bahwa gereja di Tanah Suci sekarang akan mulai memilih seorang "locum tenens," yaitu orang yang akan membawa tugas dari patriarkh sampai patriarkh yang baru ditahbiskan.
"Itu adalah sebuah hari kesukacitaan kami dan hari dari kebebasan kami," kata Dimitrios.
Saat Irineos meninggalkan gereja, ia ditanyai apakah akan turun dari jabatan oleh para wartawan yang telah menunggu. Ia tidak menjawab tetapi menaruh jarinya di udara dan menggerakkannya berulangkali, menandakan dia tidak mau.
Seorang penasihat keuangan bagi gereja juga telah dituduh memberikan penyewaan 198 tahun kepada para investor Yahudi dari dua hostel dan sejumlah toko yang dimiliki gereja yang terletak di Kota Tua. Ini memicu amarah Palestina Orthodox yang mengklaim transaksi itu adalah bagian dari pencemaran Yahudi terhadap wilayah Arab.
Skandal itu telah membawa aib bagi Gereja Orthodox. Pertemuan Istanbul dilihat sebagai sebuah usaha dari Bartholomew dan pemimpin gereja yang lainnya untuk memperbaiki citra mereka di Tanah Suci.
Next Page: 1 | 2 |
Sandra Pasaribu
|