Pemimpin Antar Iman Mengakhiri Pertemuan Damai di Afrika
“Kami mengenal satu sama lain lebih baik sekarang,” kata Sekretaris Jenderal Lutheran World Federation, Rev. Dr. Ishamael Noko
Friday, Apr. 29, 2005 Posted: 4:48:28PM PST
|
Para pemimpin antara iman dalam pembukaan Pertemuan IFAPA kedua di dekat Johannesburg, Afrika Selatan. © LWF/A. Vlachakis |
|
Sekjen LWF, Rev. Dr Ishmael Noko (kanan) dan Hamadi Ould Meimou (kiri), yang menyampaikan pesan dari Presiden Mauritania, Maaouya Ould Sid’Ahmed Taya. |
Para pemimpin dari agama-agama terbesar di Afrika mengatakan,mereka akan terus bekerja bersama untuk memecahkan permasalahan di benua tersebut, demikian kesimpulan dalam sebuah pertemuan damai antar iman yang berlangsung di dekat Johannesburg, Afrika Selatan.
Pada pertemuan kedua Inter-Faith Action for Peace in Africa (IFAPA) Summit, yang berlangsung dari tanggal 21-25 April, para perwakilan bersepakat dalam “Kopanong Manifesto” yang direkomendasikan sebagai “pendekatan yang benar-benar spiritual” untuk menjawab berbagai tantangan, termasuk konflik-konflik kejam sedang terjadi di Afrika. Pertemuan ini dihadiri oleh 240 delegasi dari 30 negara.
Prinsip utama IFAPA termasuk independensi politik, transparansi, dan netralitas antara berbagai dogma-dogma dan sistem agama.
Kepercayaan iman yang mewakili dalam pertemuan ini adalah Kepercayaan Tradisional Afrika, Baha’i, Buddhisme, Kekristenan, Hinduisme, Islam, Yudaisme dan Rastafarianisme.
“Kami mengenal satu sama lain lebih baik sekarang,” kata Sekretaris Jenderal Lutheran World Federation, Rev. Dr. Ishamael Noko. Ia merasa pertemuan itu merupakan kesuksesan besar karena kepercayaan telah muncul diantara berbagai kelompok dalam pertemuan tersebut.
Perkejaan berbagi yang telah dilakukan oleh IFAPA sejak pertemuan pertamanya pada Oktober 2002 telah “memberikan kami bingkai kerja untuk kerjasama dan hubungan mutual...melampaui batasan nasional maupun agama ,” dinyatakan dalam Manifesto Kopanong.
Pernyataan itu, yang mengambil nama dari Kopanong Hotel and Conference Centre tempat mereka mengadakan pertemuan, juga menyatakan komitmen para delegasi untuk melanjutkan kunjungan-kunjungan antar iman ke daerah-daerah konflik, pasca konflik dan potensial menjadi konflik.
Rencana masa depan termasuk pengembangan ikatan internasional dan regional baru antar inisiatif antar iman lainnya, dna juga berkolaborasi dengan agen-agen pemerintah dan non pemerintah yang mempromosikan kedamaian.
Sekjen Noko dari LWF, yang mengorganisir acara tersebut, menyerukan kepada para pemimpin politik Afrika untuk secara serius menanggapi para pemimpin agama yang berusaha membantu usaha pemerintah untuk mengurangi kekerasan.
Sandra Pasaribu
|