VOM: Gereja-gereja di Iran Berkembang Cepat

Iran semakin terbuka kepada Kristiani penginjil dan pada saat ini Evangelikal mempunyai kesempatan unik di negara Timur Tengah.

Thursday, Mar. 31, 2005 Posted: 7:50:18PM PST

Sementara administrasi Bush mendesak pemerintahan Iran untuk menghentikan program senjata nuklirnya dan adanya restrukturisasi penting dalam rezim Iran, Gereja di Iran saat ini berkembang dengan sangat cepat menurut salah seorang juru bicara pengamat penganiayaan.

Dalam wawancara baru-baru ini, Todd Nettleton dari Voice of the Martyrs (VOM), sebuah organisasi pengamat penganiayaan terkenal, mengatakan, Iran semakin terbuka kepada Kristiani penginjil dan pada saat ini Evangelikal mempunyai kesempatan unik di negara Timur Tengah.

Ada hal-hal yang "sangat menggairahkan terjadi" diantara Kristiani di Iran, kata Nettleton kepada AgapePress saat diwawancara.

“Tuhan melakukan hal-hal yang besar, yang menakjubkan di Gereja di sana, dan sangat menggairahkan melihat apa yang akan terjadi." Ia menambahkan, "Ada perbincangan: Apakah akan ada revolusi? Apakah mereka akan mendesak para Mullah keluar dari kekuasaaan? Bagaimanakah semua hal itu akan bekerja? Apakah artinya itu untuk Gereja?"

Meskipun Nettleton berkata ia berharap mempunyai jawaban untuk semua pertanyaan itu, ia mengakui bahwa ia tidak tahu bagaimana masa depan yang akan dimiliki oleh umat percaya di Iran.

“Saya tidak tahu, akan tetapi, ada pertumbuhan cepat, sangat menggairahkan, gereja yang sangat pemhinjilan mengambil akar di Iran," katanya kepada AgapePress. “Dan apapun yang terjadi, Gereja itu akan mempunyai dampak kepada orang-orang di sekitar mereka dan kepada masyarakat sebagai suatu kesatuan."

Akan tetapi, kehidupan bagi umat Kristiani di Iran masih sangat sulit dan berbahaya, kata Nettleton. Masih ada fraksi-fraksi dari pemerintahan Iran yang terus melanjutkan penganiayaan kejam kepada orang percaya. Kesaksian secara terbuka dilarang dan dilaporkan, pemerintah menggunakan mata-mata untuk memonitori kelompok-kelompok Kristiani secara dekat. Umat percaya juga didiskriminasi dalam pendidikan, pekerjaan, dan kepemilikan properti, dan beberapa pastor telah dibunuh dalam tahun-tahun terakhir, lapor AgapePress.

Shinta Marthawati