Hidup dan Kepausan Paus Yohanes Paulus II, Karol Josef Wojtyla (1920-2005)
Manusia Pembawa Damai
Saturday, Apr. 9, 2005 Posted: 12:23:22PM PST
|
Foto file dari Paus Yohanes Paulus II memberkati peziarah dan pengunjung di Lapangan St. Peter dari balkon pusat Basilika St. Peter, pada hari Natal, 25 Desember 1993. Paus Yohanes Paulus II, Paus Polandia yang mengepalai Gereja Katolik Roma selama 26 tahun dan memainkan peranan kunci penting dalam kejatuhan komunisme di Europa, wafat 2 April 2005 dalam usia 84 tahun. Jutaan orang berkabung atas kematiannya. REUTERS/Vatican/Pool/FILE |
Jutaan orang menyaksikan pemakaman salah seorang pemimpin relijius yang paling berpengaruh dalam abad 20, dalam suatu proses pemakaman terbesar pada era ini. Pemakaman almarhum Paus Yohanes Paulus II, pemimpin 1,1 milyar umat Katolik Roma, Jumat, 8 April, disaksikan oleh sekitar 1 milyar pemirsa melalui layar televisi. Sekitar 80 pemimpin negara hadir, disertai para pemimpin relijius dunia dan tokoh-tokoh dunia. Hidup dan karisma Paus diakui tidak hanya oleh umat Kristiani, tetapi juga oleh masyarakat dunia, melampaui batas agama, suku, asal-usul, dan negara.
Hidup dari Karol Josef Wojtyla, yang lebih dikenal sebagai Paus Yohanes Paulus II, menyatakan harapan dan kekuatan bagi banyak orang di seluruh dunia. Jutaan orang berkabung atas kepergiannya.
Walaupun hidupnya tidak biasa dan bermomentum setelah naiknya ia ke tahta kepausan pada tahun 1978 pada usia 58 tahun, tahun-tahun yang memimpin kepada titik itu membantu untuk membentuk dia.
Dari awal yang sederhana dari kota di luar ibukota Polandia, Krakow, sampai kematian hampir seluruh anggota keluarganya pada usianya yang muda 20 tahun, sampai kepada penganiayaan dari Nazi Jerman yang datang di negara itu pada tahun 1940an dan hidup sebagai orang dewasa di negara komunis, awal-awal tahun kehidupan Karol Josef Wojtyla menyediakan latar belakang untuk membentuk seorang pria, yang bagi banyak orang, dinyatakan sebagai pemimpin moral dan Kristiani yang luar biasa.
Persahabatan Masa Muda
Karol Josef Wojtyla lahir di Wadowice, Polandia pada tanggal 18 Mei 1920. Ayahnya, Karol Wojtyla, (dibaca voy-TIH-wah) adalah mantan prajurit dan juga penjahit. Ibunya, Emilia Kaczorowska Wojtyla, adalah guru sekolah.
Wadowice terletak sekitar 35 mil dari ibukota Krakow. Populasi pada saat itu terdiri dari 8.000 orang pengikut katolik dan 2.000 orang Yahudi.
Dia tumbuh di apartemen dua lantai sederhana yang dimiliki oleh sebuah keluarga Yahudi.
Salah satu teman masa kecilnya, seorang Yahudi, mengingat permainan sepakbola yang biasanya mereka mainkan. Pertandingan itu biasanya Katolik vs Yahudi. Kluger mengatakan Karol Wojtyla muda akan secara sukarela bermain untuk pihak Yahudi, bahkan di lapangan.
“Biasanya tidak ada cukup (anak) Yahudi, jadi seseorang harus bermain untuk pihak Yahudi, dan dia selalu sepertinya siap, ya kamu tahu,”kata Kluger dalam suatu wawancara dengan CNN tahun 2003.
Persahabatan itu dilanjutkan saat tahun 1993, ketika saat itu Klugerlah yang dipanggil Yohanes Paulus II untuk bertindak sebagai pengantara antar Israel dan Vatikan dalam negosiasi-negosiasi yang memimpin Vatikan untuk menghadiahkan Israel hubungan diplomatik formal, menurut New York Times.
Kehilangan Masa Muda
Pada masa muda, ia suka berenang di Sungai Skawa dan seorang pemain bola yang sering berhenti untuk berdoa dalamperjalanannya ke sekolah, menurut LA Times.
Namun kematian saudara-saudaranya membuat kehidupannya berbeda dengan anak-anak lain. Sebelum ia lahir, kakak perempuannya meninggal. Pada tahun 1929, sebulan sebelum hari ulang tahunnya yang ke-9, ibunya wafat karena sakit jantung. Ia mengikuti Komuni Kudus pada bulan yang sama. Di usia 12 tahun, kakak laki-lakinya meninggal akibat demam.
Next Page: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Sandra Pasaribu
|