Pesan Duka Paus: Pembunuhan Poso adalah Aksi Barbarisme
Monday, Oct. 31, 2005 Posted: 9:29:38AM PST
Aksi biadab atas tiga siswi SMA Kristen Poso langsung tersebar, dan mengundang keprihatinan dunia internasional. Bahkan dari Vatikan, Paus Benediktus XVI langsung mengirimkan fax belasungkawanya atas keluarga tiga siswi di Poso.
Pesan duka cita dan keprihatinan Paus disampaikan melalui keuskupan Manado. ‘’Bapa suci (Paus, red) mempercayakan Uskup Manado, Mons Joseph Theodorus Suwatan untuk meneruskan pesannya kepada keluarga korban di Poso. Paus menyampaikan rasa dukanya yang sangat mendalam,’’ ungkap sumber Vatikan seperti dikutip Reuters, kemarin (30/10).
Vatikan menyebutkan, pembunuhan Sabtu di Poso tersebut, sebagai aksi pembunuhan ‘barbarisme’. Paus menyatakan, akan mendoakan kedamaian untuk wilayah Poso, agar terhindar dari aksi kekerasan kelompok sektarian.
Dalam pesan yang disampaikan Sekretaris Negara Vatikan Kardinal Angelo Sodano, Paus menyatakan sangat menyesalkan terjadinya peristiwa tersebut.
“Bapa Suci Paus Benediktus XVI sangat merasa terganggu mendengar berita pembunuhan dan pemenggalan kepala yang dilakukan terhadap tiga gadis remaja di Sulawesi,” ungkap Uskup Manado Mgr Yoseph Suwatan MSC dan Sekretaris Keuskupan, Pastor John Lengkong MSC, Harian Komentar memberitakan.
“Bapa Suci menegaskan bahwa ia dalam doa-doanya berada dekat dengan mereka yang terkena musibah tersebut. Ia membawa dalam doanya para korban tindakan brutal itu ke dalam belas kasih dan cinta Allah yang maha kuasa,” lanjut Uskup membacakan pesan Paus.
Lebih jauh Paus menyatakan, kepada keluarga-keluarga yang berduka, ia memohonkan rahmat Ilahi dan kekuatan serta penghiburan. “Bapa Suci berdoa pula semoga tindakan-tindakan brutal yang tidak masuk akal seperti itu tidak akan terjadi lagi. Dan semoga damai dan kerukunan antar komunitas yang berbeda-beda dapat dijamin bersama,” tandasnya.
Uskup Manado, Mgr Yoseph Suwatan MSC sendiri menegaskan, peristiwa Poso yang menimpa para siswa sekolah merupakan peristiwa yang tidak masuk akal dan meninggalkan tanda tanya besar bagi bangsa kita. “Ini tidak masuk akal. Kalau dibunuh dalam pertempuran bisa dipahami, tapi ini para siswa yang sementara pake baju sekolah tidak bersalah apaapa dibunuh secara mengenaskan, lalu dipenggal kepalanya. Ada apa dibalik semua ini?,” paparnya sembari menyatakan berbelasungkawa dan berdoa bagi korban dan keluarganya. Ia sangat berharap agar pemerintah setempat segera menuntaskan persoalan ini dan menjaga jangan sampai terulang lagi.
Sandra Pasaribu
|