Cina Turut Berperan Aktif Menolong Korban Tsunami
Tuesday, Feb. 8, 2005 Posted: 10:14:20AM PST
|
Tim Medis Dokter dari Cina sedang membantu dua wanita Aceh yang akan melakukan tes kesehatan di sebuah rumah sakit Banda Aceh pada Sabtu, 5 Februari. Cina termasuk negara yang mengirim tim kemanusiaan terbesar ke beberapa negara. Foto : AP Photo/Dita Alangkara |
|
Seorang wanita Aceh sedang menunggu pengobatan di depan spanduk China Medical Team. |
Baru-baru ini, Xu Chunjian bersama tim dokter lainnya dari Cina melakukan misi pengobatan ke daerah terkena bencana di Aceh. Ini adalah misi pengobatan pertamanya diluar negaranya.
Sebagai suster kepala, Xu membawa 23 tim medisnya untuk membuka klinik di Indonesia, sebanyak 190 pasien lokal per hari mendapatkan medical check-up gratis.
“ Ini merupakan pengalaman yang berharga dan menantang buat saya, tapi dirinya bersama tim lainnya sudah mempersiapkan segala peralatan medis dan pelatihan jauh-jauh hari sebelumnya untuk menangani para korban di Aceh,” kata Xu.
Sekitar 29 tahun , Cina sudah menjadi negara yang membuka diri terhadap dunia luar terutama terhadap misi bantuan asing. Sebagai negara yang tetap mempertahankan budaya tradisionalnya, Cina tetap turut aktif berperan serta dengan negara luar terutama dalam hal kebijakan politik dan ekonomi.
Saat ada berita mengenai tsunami terjadi di beberapa negara, Cina langsung mengirimkan tim medisnya dalam jumlah besar ke beberapa negara. Pada 25 Januari, Cina berjanji menyumbangkan $ 120 juta ke negara-negara yang terkena tsunami, $ 45 juta diantaranya berasal dari sumbangan perusahaan dan masyarakat Cina sendiri.
Pusat Birokrasi Seismological Cina, telah mengirimkan regu tim medisnya berjumlah 69 orang ke Aceh. Sementara itu dari Departemen Kesehatan Cina mengirim 5 tim medis, dua diantaranya akan dikirim ke Thailand dan Srilanka.
Para dokter Cina mengatakan, rata-rata penyakit yang sering dijumpai dari pasien adalah gangguan penyakit kulit dan demam. Disalah satu ruangan, seorang dokter sedang melakukan diagnosa terhadap seorang ibu yang sedang hamil.
Sukarelawan Indonesia yang bisa berbahasa mandarin membantu para dokter Cina dalam berkomunikasi dengan pasien. Sementara itu, Huang mengatakan kondisi di Aceh sangat memprihatinkan. Para tim medis melihat pasien yang baru berobat sekitar 140.000 orang sementara 400.000 masih terlantar, belum dapat pengobatan.
“ Melihat kerusakan yang amat parah tentunya menjadi pukulan berat bagi masyarakat. Hati kami tersentuh melihat penderitaan mereka dan kami tergerak ingin menolong mereka semampu kami’”, ujar Huang.
Eva. N
|