Pemerintah China Mengecam Vatikan karena Undang Empat Uskup
Tuesday, Sep. 13, 2005 Posted: 6:27:01PM PST
Pemerintah RRC yang melarang warga Katoliknya mengakui Paus, menolak sebuah undangan kepada empat uskup China ke Roma, dengan mengatakan hal itu menunjukkan tidak menghormati Beijing.
Beijing tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Vatikan sejak tahun 1951, dua tahun setelah Komunis mengambilalih kekuasaan di China, dan menegaskan bahwa hubungan tidak dapat dipulihkan kecuali Roma memutuskan hubungan dengan Taiwan, yang Beijing klaim sebagai wilayahnya.
Keempat uskup itu diundang ke Roma itu masuk dalam daftar uskup-uskup dari seluruh dunia yang akan diangkat oleh Paus menjadi anggota muktamar gereja bulan depan, kata Vatikan, Kamis.
"Tindakan untuk mengundang itu bertentangan dengan niat baik Paus dan menunjukkan tidak menghormati lima juta umat Katolik China, uskup, Dewan Uskup Katolik China dan Asosiasi Katolik Patriotik China dan kekuasaan pembuat keputusan dari dua kelompok Katolik China," kata seorang jurubicara dua kelompok tersebut yang dikutip kantor berita Xinhua dalam sebuah berita Sabtu malam.
Asosiasi Katolik China adalah gereja Katolik yang didukung negara. Warga Katolik yang mengakui Vatikan terpaksa menjalankan ibadah mereka secara sembunyi.
"Jika Tahta Suci sungguh tulus untuk memperbaiki hubungan China-Vatikan, kami mengharapkan mereka mengambil tindakan riil bukannya membuat hambatan-hambatan baru," kata jurubicara itu.
Keempat uskup itu adalah Anthony Li Duan dari Xian, Aloysius Jin Luxian dari Shanghai, Luke Li Jingfeng dan Joseph Wei Jingyi.
Li Duan dan Jin diangkat pemerintah dari gereja yang didukung negara dan pengangkatan mereka kemudian diakui secara diam-diam oleh Vatikan.
Li Jengfeng adalah anggota gereja bawah tanah tapi kemudian diakui pemerintah China. Wei tetap anggota gereja gelap.
Vatikan memperkirakan mereka memiliki sekitar 8 juta pengikut di Cina dibandingkan dengan angka yang dikeluarkan asosiasi itu yang berjumlah 5 juta orang.
Vatikan secara reguler menuduh China melanggar hak asasi manusia dan mengecam pemerintah China tentang apa yang dianggapnya penindasan agama.
Setelah terpilih April lalu, Paus Benedict mengatakan ia mengharapkan akan menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara yang masih belum memiliki hubungan dengan Vatikan, satu petunjuk nyata terhadap China, satu-satunya negara besar yang tidak mengakui Paus.
Beijing mengucapkan selamat kepada Benedict itu atas terpilihnya dia sebagai Paus, uang menimbulkan harapan di sejumlah kalangan tentang kemungkinan membaiknya hubungan mereka.
Eva N.
|