Masyarakat Menata Kembali Kehidupan Normal Pasca Tsunami
Thursday, Jan. 27, 2005 Posted: 12:13:58PM PST
|
Seorang turis asing sedang meletakkan karangan bunga di dekat tembok peringatan tsunami selepas mengikuti peringatan satu bulan pasca bencana tsunami di Mai Khao, Thailand. (REUTERS/Bazuki Muhammad) |
|
Anak-anak Sekolah Dasar di Aceh, membawa tas plastik yang berisi buku pelajaran. Tas ini disediakan oleh Yayasan United Nations Children's Fund untuk membantu memudahkan mereka dalam belajar. (REUTERS/Enny Nuraheni) |
Tidak terasa, sudah satu bulan lamanya, tepatnya 26 Januari sejak gempa disertai tsunami melanda kawasan samudra Hindia. Beberapa daerah dari beberapa negara mengadakan ritual perayaan sederhana untuk mengenang para korban yang telah meninggal akibat tsunami. Bagi para korban yang selamat, berusaha menata kembali kehidupan normal.
Di Indonesia, khususnya propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, suasana sekolah di kamp pengungsian sangat menyedihkan. Anak-anak sekolah tidak dapat mengikuti hari pertama belajar di sekolahnya dengan baik karena ruang belajar yang rusak. Di salah satu sekolah, jumlah pelajar yang awalnya berjumlah 600, setelah terjadi tsunami hanya tinggal 260 anak yang datang. Jumlah guru yang sebelumnya berjumlah 75, hanya 25 yang bisa mengajar.
Berdasarakan laporan yang diperoleh dari pemerintah, sebanyak 700 dari 1100 sekolah di propinsi Aceh rusak parah akibat tsunami dan sebanyak 1750 guru sekolah dasar meninggal serta hilang.
Dari hasil pantauan dan pembersihan bangunan-bangunan sekolah yang dilakukan para pekerja bangunan, banyak ditemukan lumpur dan puing-puing bangunan yang hancur.
Organisasi bantuan kemanusiaan Oxfam ( Inggris ), mengeluarkan pernyataan yang mengajak masyarakat dunia untuk memperingati satu bulan tragedi tsunami.
Pernyataan yang berjudul “ Belajar dari Bencana Tsunami : satu bulan “ , ingin menunjukkan betapa besar perhatian yang diberikan masyarakat dunia terhadap musibah bencana tsunami ini. Pemerintah, Organisasi Bantuan Internasional, bantuan lokal dari dermawan langsung turun ke lokasi bencana untuk memberikan bantuan langsung kepada para korban.
” Sudah saatnya bagi kita yang peduli terhadap sesama untuk menyelamatkan kehidupan mereka dari keterpurukan yang berkepanjangan akibat tsunami dan berusaha memulihkan kondisi mereka tidak hanya secara fisik saja tapi juga secara psikis. Kita harus mengembalikan kepercayaan diri mereka untuk menata kembali ke hidup yang normal seperti sebelum terjadi bencana”, demikian pernyataan dari Oxfam.
Nofem Dini
|