Uskup Agung Baru Taiwan Diumumkan
Saturday, Dec. 11, 2004 Posted: 4:41:10PM PST
Tahbisan gabungan pertama imam baru dari beberapa keuskupan dan serikat religius di Taiwan diakhiri dengan sesuatu yang mengejutkan. Saat itu, seorang pejabat Vatikan mengumumkan seorang uskup baru untuk Keuskupan Hsinchu.
Pantang menyerah menghadapi hujan lebat yang diawali dengan topan pertama di Taiwan, 3.000 umat Katolik dari sekitar Pulau Taiwan menghadiri penahbisan para imam baru, 4 Desember. Crescenzio Kardinal Sepe dari Vatikan mengatakan kepada umat pada acara itu bahwa Paus Yohanes Paulus II telah menunjuk Uskup Auksilier Taipe Mgr James Liu Tan-kuei sebagai uskup Hsinchu.
Kardinal itu adalah Prefek Kongregasi untuk Penginjilan Bangsa-Bangsa. Dia memimpin penahbisan bersama itu. Ini merupakan upacara bersama Keuskupan Agung Taipei, Keuskupan Hsinchu, Keuskupan Hualien, Serikat Misioner Bunda Penebus dari Keuskupan Kaohsiung, dan Serikat Yesus (atau Yesuit).
Paul Kardinal Shan Kuo-hsi SJ dari Kaohsiung, tujuh uskup, dan sekitar 200 imam turut berkonselebrasi pada Misa penahbisan di Universitas Katolik Fu Jen di wilayah Taipei itu.
Kardinal Sepe mengumumkan bahwa paus telah menerima pengunduran diri Uskup Hsinchu Mgr Luke Liu Hsien-tang dan menetapkan seorang pengganti untuk keuskupan di barat Taipei itu. Uskup Luke Liu menginjak usia 76 tahun pada 21 Desember.
Peng Pao-chen mengatakan kepada UCA News 4 Desember, dia dan lainnya "terkejut mendengar berita penunjukan itu," tapi menyambut baik berita tersebut. Peng, seorang wanita dari Paroki Bunda Maria Diangkat Ke Surga di Hukou, menghadiri tahbisan itu bersama suaminya yang tidak Katolik, dua anaknya, dan 30 umat paroki.
Wanita awam itu melukiskan Uskup James Liu sebagai seorang yang baik dan sangat kebapaan. Dia menceritakan bagaimana para imam berkelakar bersama uskup itu. Ketika umat datang kepada uskup itu untuk meminta bantuan, umat akan mengatakan, "Putra dan putrimu datang" dan uskup itu akan menjawab, "Bagus -- makin banyak makin baik."
Pada acara penahbisan itu, Kardinal Sepe melanjutkan berkat paus untuk 12 imam yang baru ditahbiskan. Para imam baru itu terdiri atas satu orang Taiwan, empat Vietnam, dua Korea Selatan, dua India, satu Spanyol, satu Chile, dan satu Filipina.
Serikat Yesus merupakan sebuah serikat internasional, dan Seminari "Redemptoris Mater" di Keuskupan Kaohsiung merupakan salah satu dari sekitar 50 seminari misi tingkat keuskupan di lima benua yang dikelola oleh Neocatechumenal Way (sebuah gerakan awam yang didirikan di Spanyol 1964). Seminari-seminari itu bersifat internasional dan berorientasi misi, tetapi uskup lokal dapat menugaskan para imam yang tamat dari seminari itu ke keuskupannya.
Ketika menyampaikan kotbah dalam bahasa Inggris, Kardinal Sepe mengatakan, "It is not easy to be a priest today because Christ is not always welcomed, especially among the young people (tidak gampang menjadi imam dewasa ini, karena Kristus tidak selalu diterima, khususnya di kalangan kaum muda)." Ia mendorong para imam baru untuk memiliki keyakinan yang kuat di dalam Allah, meningkatkan kegiatan evangelisasi, dan memenuhi pelayanan imamat mereka karena "serving God is the essence of your priesthood" (melayani Allah merupakan intisari dari imamat kalian).
Next Page: 1 | 2 |
Shinta Marthawati
|