Uskup Dili Mengajak Dedikasi Kaum Pemuda
Memperingati 13 Tahun Terbunuhnya 3000 orang di Dili
Sunday, Nov. 28, 2004 Posted: 9:15:51PM PST
Pada misa memperingati kematian 3000 orang pada tahun 1991, Uskup Dili Mgr Bishop Alberto Ricardo da Silva mengajak kaum muda untuk meneladani dedikasi yang diperlihatkan kaum muda pendukung kemerdekaan.
Pada tanggal 12 November 1991, TNI menembaki hampir 3.000 orang yang berkabung yang sedang melakukan aksi jalan menuju sebuah pemakaman seusai Misa requiem di Gereja St. Antonio de Lisboa di Motael, Dili. Misa tersebut diadakan untuk mendoakan seorang pemuda yang terbunuh dua pekan sebelumnya dalam suatu konfrontasi antara para pendukung kemerdekaan dan aparat kepolisian. Saat itu Timor Timur masih merupakan salah satu propinsi dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Masyarakat setempat memilih merdeka dalam referendum Agustus 1999. Setelah lebih dari dua tahun berada dalam pemerintahan transisi PBB, Timor Timur secara penuh merdeka dan menjadi negara Timor Leste pada Mei 2002. Sensus yang dilakukan United Nations Transitional Authority di Timor Timur menyebut bahwa penduduk negara itu adalah 740.000 orang.
" Setiap orang yang sungguh-sungguh menamakan diri dan identitasnya sebagai orang Timor Leste (Timor Timur) tidak boleh melupakan tragedi pembantaian ini. Pembantaian di pemakaman Santa Cruz membuat perjuangan kemerdekaan Timor Timur mendapat perhatian luas dari dunia internasional, " katanya pada Misa 12 November di pemakaman tersebut untuk mengenang para arwah.
Da Silva meminta masyarakat Timor Leste, khususnya kaum muda, untuk meneladani kaum muda yang memperlihatkan moralitas tinggi dalam memperjuangkan kemerdekaan. Akhirnya, Timor Leste membutuhkan kaum muda yang berjuang membela kebenaran dan mengupayakan kebaikan bersama demi negara, rakyat, keluarga, dan diri mereka sendiri, kata Uskup da Silva. " Negara butuh kaum muda yang memiliki dedikasi semacam ini, " katanya kepada umat yang menghadiri Misa.
Ratusan umat Katolik -- termasuk mahasiswa dan pejabat pemerintah -- menghadiri Misa sore yang dipimpinnya itu. Ia meminta semua umat yang hadir untuk berdoa kepada Tuhan agar mengampuni semua dosa yang diperbuat oleh kaum muda yang tewas dalam perjuangan kemerdekaan dan dimakamkan di pemakaman itu. Ia juga mengajak umat untuk bersyukur kepada Tuhan karena mengaruniakan kaum muda yang mempersembahkan hidupnya demi kebenaran, keadilan, dan hak semua orang untuk hidup di sebuah negara merdeka.
Nofem Dini
|