Gereja Beraksi Atas Serangan Terhadap Suster-Suster MC
Wednesday, Oct. 6, 2004 Posted: 4:44:46PM PST
Kochi, India -- Gereja-Gereja di seluruh Negara Bagian Kerala, India bagian selatan, mengadakan "hari doa" 26 September untuk memprotes serangan-serangan terhadap para suster dan bruder Kongregasi Misionaris Cinta Kasih (MC) di sana. Diduga, serangan-serangan itu dilakukan oleh kaum ekstremis Hindu.
Hari sebelumnya, lima orang tak dikenal bersenjatakan tongkat dan rantai besi menyerang para suster MC yang sedang mengadakan kunjungan rutin ke sebuah perkampungan kumuh dekat Kozhikode (dulu Calicut), 2.415 kilometer selatan New Delhi.
Sekelompok yang lebih besar yang terdiri atas 30 orang menyerang sekelompok para suster dan bruder MC lainnya yang sedang bergegas menuju lokasi kejadian setelah mendengar insiden pertama itu.
Polisi mengatakan kepada media, para suster MC mengunjungi desa itu, yang sebagian besar adalah keluarga-keluarga miskin Hindu, setelah warga desa meminta bantuan mereka. Kongregasi MC didirikan oleh Beata Teresa dari Kolkata. Kongregasi-kongregasi para imam dan bruder yang berafiliasi dengan Kongregasi MC didirikan kemudian secara independen.
Inspektur Polisi Wilayah Kerala Utara Jenderal Aravind Ranjan mengatakan kepada UCA News 27 September, serangan itu dilakukan oleh sebuah "konspirasi." Polisi punya "informasi jelas" tentang para tersangka dan "akan menangkap mereka dalam beberapa jam," lanjutnya.
Terkait dengan insiden itu, Komisioner Polisi Kozhikode, S. Venkitesh, mengatakan, mereka telah menangkap 15 orang untuk diinterogasi.
Para pelaku dituntut dengan tuduhan mengadakan pertemuan ilegal, melakukan kekerasan antaragama, melecehkan martabat perempuan, dan melakukan upaya pembunuhan.
Uskup Calicut Mgr Joseph Kalathiparambil mengatakan, insiden itu merupakan yang pertama di Keuskupan Calicut. "Ini merupakan hari yang menyedihkan bagi kita semua," kata prelatus itu kepada UCA News, 26 September. Ditambahkan, mereka berdoa bagi perdamaian dan kerukunan antaragama, dan semoga "peristiwa-peristiwa buruk semacam itu tidak terulang lagi di masa yang akan datang."
Ratusan orang dari berbagai agama mengikuti reli yang diorganisir di beberapa bagian di Kerala untuk mengutuk serangan itu. Umat Kristen terdiri atas hampir 20 persen dari 31 juta penduduk Kerala. Para pemimpin Gereja seperti Varkey Kardinal Vithayathil dari Ernakulam-Angamaly mendesak pemerintah agar menegakkan hukum dan memerintahkan pemberantasan ekstremisme agama yang bermunculan di negara bagian itu.
Ini merupakan insiden kedua di Kerala, tempat kelompok-kelompok Hindu sayap kanan menargetkan para pekerja Gereja Katolik. Serangan kedua terjadi selang sebulan setelah serangan pertama.
Pastor Job Chittilappilly dari Keuskupan Irinjalakuda ditikam hingga tewas pada 28 Agustus. Kelompok-kelompok Gereja menduga bahwa kelompok-kelompok Hindu sayap kanan merencanakan pembunuhan itu. Sebuah tim khusus polisi yang dibentuk oleh pemerintah negara bagian itu sedang menyelidiki pembunuhan itu.
Kardinal Vithayathil menyebut insiden kedua itu sebagai insiden yang "menyedihkan, tragis, dan mengejutkan." Ia mengatakan kepada UCA News 26 September, serangan itu merupakan bagian dari "rencana upaya kelompok-kelompok ekstremis untuk menghentikan karya Gereja di India."
Kardinal mengatakan, ia khawatir bahwa Kerala, tempat semua agama hidup secara damai, terpeleset ke dalam masalah antaragama dan fundamentalisme agama. "Kami ingin pemerintah segera menangkap orang-orang yang bersalah," lanjutnya. Keuskupan Agung Ernakulam-Angamaly terletak di Kochi, sekitar 180 kilometer selatan Kozhikode.
Suster Shallet MC mengatakan kepada UCA News 26 September, para penyerang menyeret dia dan superiornya, Suster Kusumam, keluar dari mobil yang mereka tumpangi. "Mereka memukul kami dengan tongkat besi. Mereka mengancam akan membunuh kami jika kami masuk (desa itu)," kata suster yang sedang menjalani perawatan akibat luka-luka di kepala itu.
Next Page: 1 | 2 | 3 |
|