Para Tokoh Agama Desak Pemerintah Jangan Kirim Pasukan Ke Irak
Friday, Aug. 13, 2004 Posted: 8:11:29PM PST
SEOUL -- Sebuah kelompok multi-agama yang terdiri atas para klerus di Korea Selatan kembali mendesak pemerintah agar membatalkan rencananya untuk mengirim pasukan tambahan ke Irak.
Pada 2 Agustus, sekitar 20 tokoh agama dan aktivis -- umat Buddha dan Won-Buddha, Katolik, dan Protestan -- mengeluarkan sebuah pernyataan pada "pertemuan pers yang mirip demonstrasi." Pertemuan pers itu digelar di depan kantor kepresidenen di Seoul, karena pemerintah mengumumkan akan mengirim lebih banyak lagi pasukan ke Irak.
Para demonstran menuntut agar pemerintah Amerika Serikat (AS), secara sungguh-sungguh dan sesegera mungkin, menyerahkan kedaulatan Irak sepenuhnya kepada rakyat Irak dan menarik mundur pasukan AS dari negara itu. Inilah "satu-satunya cara" untuk menyelesaikan masalah Irak dan menjaga perdamaian demi umat manusia, tegas para demonstran.
Para tokoh agama yang semuanya klerus itu menjelaskan bahwa dengan mengirim pasukan ke Irak, Korea Selatan tidak hanya melanggar konstitusinya tapi juga mencemarkan sejarah Korea, pada saat negara-negara lain menarik mundur pasukan mereka.
Meskipun suhu udara mencapai 34 derajat Celsius, para pemrotes melakukan aksi jalan dan meneriakkan sejumlah slogan. Beberapa pemrotes antara lain empat klerus, yakni Yang Mulia Hyejo (Buddha), Kim In-kyung Gyomo (Won-Buddha), Pastor Bartholomew Moon Jung-hyon (Katolik), dan Pendeta Mun Dae-gol (Protestan).
Korea Selatan telah mengirim 660 tentara medis dan teknisi ke Irak, tapi Korea Selatan berencana untuk mengirim kembali 3.000 pasukan untuk memperkuat pasukan yang dipimpin AS di sana. Administrator interim AS menyerahkan kekuasaan kepada seorang penguasa Irak pada 28 Juni, tapi pasukan yang dipimpin AS tetap berada di sana.
Sejak 2003, para tokoh agama yang mewakili berbagai agama dan organisasi, termasuk Dewan Nasional Gereja-Gereja Korea, dilaporkan telah berulangkali mendesak pemerintah agar menarik mundur pasukan Korea dari Irak.
Pernyataan yang dikeluarkan oleh para pemrotes pada 2 Agustus itu mengatakan bahwa pengiriman pasukan Korea ke Irak tidak pernah bisa memberi "manfaat bagi bangsa" baik politik maupun ekonomi karena bertentangan dengan sikap dari 1,2 miliar kaum Muslim di seluruh dunia yang, menurut para pemrotes Korea itu, tidak menginginkan adanya pasukan asing di Irak.
UCAN
|