Umat Katolik Diancam Dengan Kekerasan Oleh Sekte Dongfang Shandian
Sunday, Jul. 4, 2004 Posted: 1:32:46AM PST

BEIJING (UCAN) -- Sekte Dongfang Shandian (kilat dari timur), menurut orang-orang Gereja, memukau umat Katolik untuk mempercayainya melalui bujukan, rangsangan, ancaman, dan bahkan kekerasan. Sekte itu mengandung unsur-unsur Kristen dalam keyakinan-keyakinannya.
Para pekerja Gereja Katolik di Cina memberi peringatan tentang sekte itu. Sekte itu sendiri dinyatakan terlarang oleh pemerintah Cina, melalui berbagai website, penerbitan, surat, dan kotbah.
Suster Jiang Jiefang dari Nanning mengatakan kepada UCA News baru-baru ini, 20 dari 90 umat paroki di Guigang, sebuah kota lain di Daerah Otonomi Guangxi Zhuang, telah bergabung dengan sekte itu. Guigang berjarak 2.020 kilometer barat daya Beijing.
Sekte Kilat dari Timur itu muncul awal 1990-an. Pendirinya, Deng, seorang perempuan setengah umur dari Propinsi Henan, Cina tengah, mengklaim dirinya sebagai "Kristus kedua," demikian tertulis dalam buku "Heresi di Cina" oleh pengkotbah Protestan Samuel Lamb (Lin Xiangao) yang diterbitkan tahun 2002.
Sebagai dukungan atas klaim ini, sekte itu mengutip perikop Injil Matius (24:27) yang mengatakan: "Sebab sama seperti kilat dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia."
Berbagai laporan menuduh para anggota sekte itu memukul orang-orang atau menculik dan melakukan brainwashing (cuci otak), merusak mereka melalui hubungan seks dengan anggota kelompok itu, dan menawarkan seperangkat TV. Para pejabat pemerintah Cina mengidentifikasi sekte itu menggunakan sarana ilegal dan kekerasan, dan telah mengeluarkan perintah untuk menakhlukkan kegiatan-kegiatannya.
Suster Jiang mengatakan, umat Paroki Guigang yang ikut sekte itu "menutup diri mereka." Mereka menolak untuk bertemu dengan dia atau umat Katolik lainnya, katanya. "Saya tetap mengetuk pintu mereka, karena saya menganggap mereka itu sahabat saya," kata Suster Jiang. "Saya takkan membicarakan keikutsertaan mereka dengan sekte itu, karena saya tidak ingin mereka merasa malu (dalam kasus ini). Tapi saya percaya, suatu ketika mereka akan kembali ke pangkuan Gereja kita."
Suster itu mengatakan, dia mendengar bahwa beberapa bahkan telah "melakukan bunuh diri dengan meloncat ke dalam sungai atau menabrakkan kendaraan mereka, karena yakin bahwa dengan begitu mereka akan masuk surga."
Meskipun tidak tahu persis berapa jumlah anggota sekte itu di wilayah itu, suster itu mengatakan, umat paroki wanita setengah baya agaknya menjadi sasaran utama sekte itu. "Kami sudah mengingatkan umat Katolik agar percaya kepada Allah dan teguh dalam iman Kristiani mereka," lanjutnya.
Seorang imam Gereja "bawah tanah" di Cina bagian barat laut mengatakan kepada UCA News pada bulan Juni, beberapa bulan yang lalu ia hampir saja lolos dari "penculikan" oleh para pengikut sekte itu yang pura-pura berminat terhadap Gereja Katolik.
Setelah ia menjelaskan sejumlah doktrin Gereja, mereka tidak membiarkan dia pergi dan bersikeras untuk makan malam bersamanya. Setelah beberapa jam, katanya, dia sadar bahwa mereka adalah anggota sekte itu dan berusaha untuk melarikan diri.
Next Page: 1 | 2 |
Shinta Marthawati
|