Kristiani dan Muslim Maluku Menjaga Kedamaian yang Tidak Mudah
Wednesday, May. 26, 2004 Posted: 12:52:56AM PST
|
Kepala Keamanan Indonesia terbang ke kerusuhan yang menimpa Ambon untuk berbicara dengan para pemimpin daerah. (AFP) |
Sepanjang minggu pertempuran Muslim - Kristiani di propinsi Maluku menunjukkan kedamaian yang mencemaskan. Sampai Senin, korban yang meninggal telah beranjak naik menjadi 38 nyawa sementara 230 terluka dalam pertempuran berdarah. Ratusan gedung dibakar dan lebih dari 9000 Muslim dan Kristiani meninggalkan rumah mereka dengan segera, seperti yang dilaporkan oleh Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu.
Christian Solidarity Worldwide (CSW) menerima sebuah panggilan SOS yang diterbitkan oleh Mgr. Mandagi, Uskup Katolik untuk Maluku. Daerah Kristiani di Batu Gantung (Kumadati) telah mengalami serangan yang amat serius oleh milisi. Tentara Indonesia disalahkan atas ketidakpeduliannya terhadap serangan skala penuh, memperkenankan ekstrimis militan memerintah Maluku. Tapi dijelaskan bahwa mereka berfokus pada penangkapan beberapa anggota separatis dari Republik Maluku Selatan.
Kepolisian Indonesia mempersalahkan pertentangan ini kepada kelompok separatis Kristiani yang ingin merdeka dari Indonesia, yang mana di dominasi oleh Muslim. Pertentangan dengan Muslim dipercaya telah dipicu oleh parade separatis Kristiani pada perayaan deklarasi ke 54 Republik Maluku Selatan (RMS). Akan tetapi, pendukung separatis sebenarnya hanya terbentuk dari sebagian kecil persentase populasi Kristiani di propinsi itu.
"Kami masih mencoba untuk menetukan siapa pemimpin-pemimpin atas dan siapa yang hanya pengikut. Para pemimpin atas akan diadili di Jakarta sementara sisanya akan diadili disini," kata juru bicara kepolisian Maluku Hendro Prasetyo.
Alex Manuputty, seorang pemimpin aktif Kristiani yang mengasingkan diri di anggap sebagai tersangka utama. Bersama dengan istri dan anak perempuannya, ia ditahan dan ditanyai oleh kepolisian Indonesia.
Sementara itu, para pemimpin Kristiani dan Muslim telah menaruh usahanya untuk berjuang keras bagi kedamaian. Pada hari Senin, pertemuan dengan para pemimpin Kristiani dan Muslim dan kepala Kepolisian Nasional Jend. Da'i Bachtiar mengadakan bantuan untuk menggapai persetujuan untuk menghentikan pertentangan. Akan tetapi, hal ini tidak berjalan dengan baik dan berakhir dengan kekacauan.
Pemimpin Muslim Abdurachman Nivinubun dan pemimpin Kristiani Josias Polnaya menyayangkan bahwa pertemuan yang dipimpin Da'i telah gagal membawa solusi kedamaian, sebagaimana hal ini tidak memberikan kesempatan kepada para peserta untuk menyatakan pandangan mereka atau kesusahan hati mereka.
Kegagalan dari pembicaraan ini diduga akan memperburuk konflk di kota yang bergejolak ini. Para ahli hak asasi manusia takut bahwa jika pemerintah Indonesia tidak mengambil tindakan yang tegas untuk menghentikan kekerasan, akan ada pengulangan kekerasan dari tahun 1999 yang meninggalkan 10.000 orang mati dan setengah juta orang mengungsi.
Untungnya, situasi keamanan lebih tenang di Ambon meskipun ada rumor di mana Laskar Jihad akan menuju Ambon seperti yang mereka lakukan di konflik yang lalu. Antara Muslim dan Kristiani, mereka memelihara kedamaian yang tidak mudah.
"Dalam dua hari berturut-turut , kami mempunyai malam yang relatif tenang, dengan hanya satu atau dua ledakan terdengar," kata juru bicara propinsi Lis Ulahayanan.
Next Page: 1 | 2 |
Yunita Lee
|