Konferensi Hillsong 2005 di Australia, Dipenuhi Pujian dan Perayaan
Lebih dari 28.000 delegasi muncul pada pembukaan Konferensi Hillsong 2005 di Sydney Superdome pada Senin malam. Tema dari Konferensi tahun ini adalah
Wednesday, Jul. 6, 2005 Posted: 11:24:05AM PST
|
Sesi kedua Konferensi Hillsong 2005 (Photo: Dan Li) |
|
Louise Markus, duduk di sebelah Menteri Luar Negeri Australia Alexander Downer dan dibelakang adalah Treasurer Peter Costello (Photo: Wade Laube) |
|
Sesi kedua Konferensi Hillsong 2005 (Photo: Dan Li) |
Lebih dari 28.000 delegasi muncul pada pembukaan Konferensi Hillsong 2005 di Sydney Superdome pada Senin malam. Tema dari Konferensi tahun ini adalah "Strength," yang juga menampilkan musik Latin, efek-efek khusus, dan tarian.
Ribuan suara dinaikkan, bergabung dengan pemimpin pujian, Darlene Zschech dan tim Hillsong, yang mendeklarasikan: "Our God is an awesome God".
Konferensi Hillsong 2005 tahun ini diadakan oleh Pastor senior dan pendiri Hillsong, Brian Houston, dan 28.000 delegasi yang mendaftarkan diri dari 80 negara, juga hadir sekitar 20 orang politisi.
Pembicara pertama pada malam itu, Premier of New South Wales, Bob Carr, membuka sesi pada jam 5 sore itu dengan mengatakan "pertemuan raksasa ini telah merubah Olympic SuperDome menjadi katedral."
Ia menyatakan kepada kerumunan yang hadir bahwa "adanya hak datang tanggung-jawab…kita mempunyai sebuah tanggung-jawab pribadi dan gereja ini mengingatkan kita atas pesan bahwa kita membutuhkan komunitas dan keluarga yang kuat."
Dr. Jack Hayford menyampaikan kotbah pertama dalam sesi pembuka.
"Saat kita memulai konferensi ini, biarlah jiwamu terbuka. Dengarlah Ia mengatakan, 'Jangan takut.' Upahmu didasarkan bukan dengan apa yang telah kamu lakukan, namun atas janji yang Tuhan berikan kepadamu," katanya.
Setelah Hayford, pengkotbah kedua pada malam itu, Pastor John Maxwell, berbicara mengenai kepemimpinan. Ia mengatakan, pemimpin terbesar dari semuanya adalah Yesus Kristus.
Empat kunci utama dalam pesannya adalah pelayanan, prioritas, hubungan dan kerja tim.
Ia mengatakan, "jika kita mau memimpin, itu adalah tahu bagaimana melayani".
Malam itu diakhiri dengan ratusan orang menaikkan tangannya dan memuat keputusan untuk mengikuti Kristus.
Sandra Pasaribu
|