Para Uskup Filipina Desak Presiden Arroyo Mundur
Dukungan Gereja Katolik kepada Presiden Gloria Macapagal Arroyo makin lemah menyusul seruan tiga uskup senior agar Arroyo
Monday, Jul. 4, 2005 Posted: 1:57:35PM PST
|
Uskup Agung Gaudencio Cruz menjawab pertanyaan dalam sebuah forum yang diadakan Foreign Correspondents Association of the Philippines hari Kamis, 23 Juni 2005 di Manila. Uskup Cruz mengklaim bahwa Presidet Gloria Macapagal Arroyo menerima dukungan untuk kampanyenya dari penyelenggara perjudian ilegal, ini adalah untuk pertama kalinya Arroyo dihubungkan langsung dengan pembayaran judi. (AP Photo/Pat Roque) |
Dukungan Gereja Katolik kepada Presiden Gloria Macapagal Arroyo makin lemah menyusul seruan tiga uskup senior agar Arroyo "pergi", sementara seorang uskup lainnya meminta Arroyo bertanggung jawab kepada rakyat Filipina, lapor Suara Pembaruan.
Dalam sebuah pernyataan yang diklaim juga didukung oleh tiga uskup lainnya, Uskup Julio Xavier Labayen, Uskup Deogracias Iñiguez, dan Uskup Antonio Tobias menuding pemerintahan Arroyo menyalahgunakan kekuasaan, sehingga telah "kehilangan moral dan legalitas" untuk memerintah. Untuk itu, mereka mendesak Arroyo mundur demi menghindari pertumpahan berdarah.
Uskup Tobias, yang membacakan pernyataan itu, menyatakan juga bahwa Wakil Presiden Noli de Castro kemungkinan tidak bisa diterima oleh kelompoknya untuk menerima jabatan jika Arroyo mundur dari presiden. Tobias juga menjelaskan bahwa "Siapapun yang merelakan dirinya untuk menjadi presiden berikutnya, mereka semua sama saja. Kami tidak berbicara soal pergantian orang tapi perubahan sistem.
Pernyataan yang dibacakan Tobias mewakili reaksi beberapa gereja sebelumnya menyusul krisis politik yang dipicu oleh penipuan Arroyo dalam pemilu 2004 lalu.
"Pemerintahan ini harus diganti oleh rakyat Filipina. Ini telah kehilangan moral dan legalitas. Telah terjadi penipuan atas kekuasaan dan menghancurkan hak rakyat yang paling mendasar," ujarnya seperti dilaporkan Inquirer News Service.
Tobias menambahkan, kelompoknya juga didukung oleh Uskup Agung Oscar Cruz dari Lingayen-Dagupan, Uskup Leo Drona dari San Pablo, dan Uskup Vicente Navarra dari Bacolod, yang juga ikut memobilisasi protes yang terus meningkat sejak 11 Juni lalu.
Uskup Agung Manila Gaudencio Rosales tidak bersuara sekeras kelompok Tobias yang secara tegas menyerukan Arroyo mundur, namun dia membuat pesan terpisah yang mengindikasikan bahwa kalangan gereja sependapat; presiden terlibat dalam kecurangan pemilu.
Tekanan terhadap Presiden Gloria Arroyo tampaknya semakin meningkat dengan langkah Mahkamah Agung Filipina pada 1 Juli lalu membatalkan kebijakan pemerintahan Arroyo menaikkan pajak penjualan sejumlah komiditi, hanya beberapa jam setelah diberlakukan
Peningkatan pajak penjualan yang meliputi bahan bakar dan listrik itu ditujukan untuk meningkatkan pemasukan demi menutupi defisit keuangan negara. Berkaitan dengan keputusannya itu, Mahkamah Agung memerintahkan agar diadakan sidang untuk mendengarkan kesaksian di pengadilan pada tanggal 26 Juli mendatang.
Eva N.
|