Kardinal Jaime Sin, Penggerak "People Power" Wafat
Wednesday, Jun. 22, 2005 Posted: 5:45:25PM PST
Jaime Sin, seorang penggerak utama dibalik dua revolusi "People Power" di Filipina, telah meninggal dunia di Pusat Kesehatan Kardinal Santos Memorial di San Juan, Filipina, Selasa, 21 Juni 2005.
Ia berusia 76 tahun dan menderita infeksi yang berkaitan dengan gagal ginjal yang lama dideritanya.
"Jaime Kardinal Sin, uskup agung emeritus, meninggal pada pagi hari ini," kata petugas informasi Sin, Peachy Yamsuan, kepada wartawan.
Stasiun radio Katolik Roma DZRV memainkan hymnal untuk meratapi kepergian Sin, yang pensiun sebagai uskup agung Manila di tahun 2003.
"Bangsa ini telah kehilangan seorang penasihat spiritual," kata Senator Aquilino Pimentel. "Ia tidak dapat digantikan."
Sin pernah dijuluki "komandan agung" oleh mantan Presiden Fidel Ramos untuk memimpin protes besar-besaran di negara mayoritas Katolik Roma tersebut, yang berhasil menjatuhkan presiden Ferdinand Marcos tahun 1986 dan Joseph Estrada tahun 2001.
"Tugas saya adalah menaruh Kristus dalam politik. Politik tanpa Kristus adalah petaka terbesar bagi bangsa kita," kata Sin dalam perayaan pensiunnya.
Pada Februari 1986, Sin menggerakkan reli satu juta orang untuk membentuk barikade manusia di jalan-jalan utama Manila dan melindungi sekitar 300 prajurit pemberontak yang akan bergerak maju melawan tank-tank Marcos.
Siaran radionya untuk mendukung para pembelot itu menyalakan revolusi yang sekarang dikenal dengan "People Power" yang memaksa Marcos ke pembuangan dan menggantikan tatanan politik dengan mengangkat Corazon Aquino ke kepresidenan.
"Saya sedih, namun saya yakin dia sekarang bersama Tuhan kita," kata Agnes Sanchez, seorang Katolik kepada ABC news dari Filipina.
Saat dia mengundurkan diri dari kantor yang telah ia pegang selama 27 tahun, hal itu menandai berakhirnya periode aktivisme politikal Gereja yang tidak pernah terjadi sebelumnya, walaupun tetap menjadi sebuah kekuatan utama dan pendukung kunci dari Presiden Gloria Macapagal Arroyo.
Kematiannya datang saat Arroyo menghadapi tuduhan penipuan pemilihan umum yang pemerintah katakan sebagai suatu plot untuk menyingkirkan dia.
Ditahbiskan tahun 1954, Sin menjadi anggota termuda dari College of Cardinals Vatikan dalam usia 47 tahun.
Sin adalah seorang yang gigih menentang pengendalian kelahiran artifisial, dan pada bulan Agustus 1994, ia memobilisasi ratusan ribu orang dalam suatu reli untuk memrotes sebuah kebijakan negara yang mendukung penggunaan kondom dan pil untuk mengurangi angka pertumbuhan.
Presiden Arroyo mengekspresikan kesedihan yang amat mendalam atas meninggalnya Sin pada hari Selasa.
"Sejarah akan menandai hari ini dengan kesedihan saat seorang liberator yang hebar dari orang Filipina dan seorang pemenang dari Tuhan meninggal dunia," kata Arroyo.
Presiden Arroyo menambahkan: "Kardinal Sin meninggalkan sebuah warisan atas kebebasan dan keadilan yang ditempa pada keberanian personal yang dalam. Seringkali saya dibimbing oleh kebijaksanaannya dan kasihnya yang amat besar untuk orang miskin dan yang tertekan dimana ia hidup tidak seperti di tengah orang lain di masanya."
Next Page: 1 | 2 |
Eva N.
|