Sebuah persentase orang Amerika yang tak diharapkan tampak bingung akan pengajaran iman mereka, menurut beberapa cendekiawan Kristiani setelah menarik kesimpulan dari survei terbaru menengai agama dan kehidupan publik.
Baik orang Amerika yang percaya maupun yang tidak percaya pada Tuhan memberikan respon pada konflik atas pertanyaan tentang kepercayaan agama, berdasarkan jawaban atas pertanyaan terhadap kepercayaan agama mereka, menurut U.S. Religious Landscape Survey, yang dikeluarkan minggu ini.
Mayoritas anggota gereja injili (57 persen) setuju dengan pernyataan bahwa agama lain dapat memimpin pada kehidupan kekal, yang bertentangan dengan tradisi pengajaran injili. Demikian halnya dengan 66 persen Protestan, 79 persen dari keseluruhan Katolik, dan 56 persen dari keseluruhan Muslim percaya bahwa ada jalan lain untuk memperoleh hidup kekal disamping agama mereka.
Lebih dari itu, sepertiga dari antara orang Katolik menganggap Tuhan sebagai suatu sosok kekuatan, dan kemungkinan besar yang merasa bingung, seperlima orang ateis berkata mereka percaya Tuhan.
"Sementara seorang memuji apa yang disebut dengan sebuah keterbukaan terhadap agama lainnya, satu yang lainnya mempertanyakan apakah ini adalah sesuatu yang disebut sebagai sekularisme yang membosankan (dimana semua agama dibuat oleh manusia dan oleh karena itu semuanya sama-sama benar dan salah) diantara pemeluk agama yang tidak memahami kepercayaan mereka sendiri," kata Todd Johnson, direktur Center for the Study of Global Christianity do Gordon-Conwell Theological Seminary.
Dia menambahkan, "Saya berpikir para tokoh agama akan melihat dan menemukan ini dan bertanya bagaimana mereka dapat lebih efektif mendidik komunitas mereka, baik iman mereka sendiri dan iman orang lain."
Beberapa tokoh Kristiani mempertanyakan kategorisasi responden survey apakah benar injili, ang didalamnya menggunakan kelompok denominasi dan deskripsi sendiri.
"Menjadi seorang Kristiani injili bukanlah hanya sekedar merk denominasi, dan berafiliasi dengan sebuah partai politik, atau secara sederhana menyatakan diri sebagai injili," kata Geoff Tunnicliffe, direktur World Evangelical Alliance (Aliansi Injili Sedunia).
Sebaliknya, seorang injili ditegaskan oleh suatu inti kepercayaan, kata Tunnicliffe. Kepercayaan ini meliputi seorang manusia yang telah "beralih dari dosa kepada keselamatan" dan sebuah komitmen untuk memproklamasikan Injil dan ikut serta mengambil bagian dalam tugas yang besar.
The Pew Forum survey mewawancarai 35.000 orang dewasa dan menyimpulkan secara keseluriuhan bahwa 70 persen orang Amerika masuk dalam suatu agama yang percaya bahwa ada jalan lain di samping kepercayaan mereka sendiri yang memimpin kepada hidup kekal. Tanpa bergeming, orang Amerika didapati lebih taat beragama dengan 92 persen percaya kepada Tuhan, 74 persen percaya kehidupan setelah kematian dan 63 persen mengatakan bahwa kata-kata yang paling penting bagi mereka adalah firman Tuhan.
Dua orang pakar, seorang Kristiani dan yang satunya adalah penganut Muslim yang taat, keduanya menyatakan khawatir terhadap perkembangan sebuah rencana pembangunan untuk pertama kalinya ...