Sekolah Sang Timur Masih Liburkan Siswanya
Wednesday, Oct. 6, 2004 Posted: 4:44:44PM PST
Sekolah Sang Timur Masih Liburkan Siswanya
Mengingat situasi di lingkungan sekolahnya, Yayasan Pendidikan Karya Sang Timur memutuskan untuk memperpanjang libur bagi 3.000 siswanya yang bersekolah di TK, SD, SMP, dan SLB Sang Timur Karang Tengah, Kota Tangerang.
Keputusan tersebut diambil pihak yayasan untuk mencari solusi atas ditutupnya dengan tembok pintu gerbang masuk kompleks sekolah itu oleh sekelompok orang pada Minggu lalu. Penembokan dilakukan karena kompleks sekolah itu digunakan untuk kegiatan ibadah pada Sabtu dan Minggu.
Semula pihak yayasan memutuskan meliburkan ribuan siswa sekolah itu selama dua hari. Namun, hingga Selasa (5/10) belum ada titik temu antara pihak yayasan dan kelompok yang menentang kegiatan ibadah di lokasi kompleks sekolah tersebut.
Rencananya pada Rabu ini kedua belah pihak bersama jajaran instansi terkait akan menggelar pertemuan untuk membahas masalah ini. "Kami terpaksa meliburkan para murid selama seminggu karena tidak mungkin semua siswa lewat satu jalan sempit yang ada," kata Suster Clara, Kepala SMP Sang Timur, kemarin.
Yayasan Pendidikan Karya Sang Timur adalah lembaga sosial yang bergerak di bidang pendidikan dan mempunyai 3.000 siswa di Karang Tengah.
Sejak 12 tahun lalu, sebagian areal di kompleks sekolah itu digunakan untuk kegiatan ibadah bagi 8.900 umat. Ini dilakukan karena izin pendirian gereja yang direncanakan sejak lebih dari 12 tahun silam belum juga terbit. "Karena sulit memperoleh izin membangun gereja, para jemaat akhirnya menumpang di sini untuk beribadah," kata Suster Clara.Akan tetapi, sekelompok masyarakat mulai mengajukan protes terhadap kegiatan ibadah di kompleks sekolah itu sejak Februari 2004. Puncaknya, mereka menembok jalan masuk ke sekolah itu pada Minggu lalu. Menurut Suster Clara, dalam beberapa pertemuan dengan para tokoh masyarakat setempat, semua pihak sepakat untuk membuka kembali akses jalan menuju sekolah itu. "Meski demikian, kami harus hati-hati dalam menyikapi masalah ini," ujarnya.
Kompas
|