Departemen Agama Tidak Berfungsi Sebagaimana Mestinya
Friday, Sep. 24, 2004 Posted: 1:37:29PM PST
Sepanjang 3,5 tahun terakhir, dapat dikatakan Departemen Agama (Depag) lebih identik sebagai departemen haji. Berita yang mengemuka dari departemen yang bermarkas di Lapangan Banteng hanyalah berita mengenai persoalan haji. Mulai dari kekurangan kuota hingga pengaturan berbagai fasilitas bagi jemaah haji yang tidak profesional. Semuanya itu berujung pada terlantarnya jemaah haji Indonesia.
Padahal selain mengurusi keberangkatan jemaah haji, banyak masalah yang seharusnya diurus departemen ini. Ambil contoh, masalah konflik agama yang marak terjadi belakangan ini. Entah itu berupa kamuflase atau memang benar konflik agama, gema departemen yang seharusnya bertanggung jawab mengurusi kerjasama antara umat beragama ini kurang terdengar. Konflik yang berlarut-larut di Ambon dan Poso, dapat menjadi contoh betapa departemen ini tidak merespon dengan tepat.
Tak hanya melalaikan tugas penting itu, Depag pun seolah terlena dengan kesibukan lain. Pada tahun 2002, pimpinan departemen itu menjadi sorotan secara nasional karena sibuk menggali harta karun di situs Batu Tulis.
Tentu saja menjadi banyak cemohan karena selain menggali situs sama sekali bukan tugas departemen tersebut, juga kegiatan menggali harta karun itu membuat situs di sana rusak.
Pendidikan
Persoalan lain yang sering dilupakan adalah pendidikan, bagaimana pendidikan agama yang selama ini dijalankan di sekolah-sekolah. Selama ini banyak yang melihat bahwa pendidikan agama hanya merupakan pengetahuan, semua hanya menjadi hapalan. Tidak ada langkah konkrit yang diambil untuk memasukkan pelajaran agama sebagai suatu hal yang seharusnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan yang lebih buruk lagi, berdasarkan laporan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) tahun 2002, Depag merupakan departemen paling korup di republik ini.
Ini adalah tugas berat yang harus segera diselesaikan. Apalagi mengingat pendidikan merupakan sektor yang sudah diotonomikan. Sementara lembaga pendidikan di bawah Depag, belum diotonomikan. Persoalan agama selama ini dianggap sektor yang sangat strategis sehingga tidak dapat diotonomikan. Sayangnya, pengelolaan secara pusat yang tidak terorganisir membuat seringkali pengelolaan terbengkalai. Ke depan, perlu dipikirkan untuk mengubah pendidikan berada di bawah satu atap.
SP
|