Konsultasi Nasional Gereja-gereja di Indonesia Digelar
Tuesday, Nov. 8, 2005 Posted: 10:07:59AM PST
Konsultasi Nasional Gereja gereja di Indonesia mengadakan refleksi 60 tahun Indonesia Mendeka bertema "Revitalisasi wawasan kebangsaan". Acara di yang dilaksanakan oleh Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Persekutuan Gereja Pantekosta di Indonesia (PGPI), Persekutuan Injil Indonesia(PII), Persekutuan Baptis Indonesai(PBI), Bala Keselematan (BK), Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh(GMAGHK) dan Gereje Ortodoks Indonesia (GOI) berlangsung di Hotel Aryaduta, mulai tanggal 9 sampai tanggal 11 November, Harian Komentar memberitakan.
Untuk menunjang kegiatan tersebut PGI mengeluarkan SK No. 075/PGI-XIV/2005 mengenai penetapan susunan panitia di antaranya, ketua pengarah Pdt Dr AA Yewangoe, didampingi anggota yang mewakili PGPI, PII, PBI, BK, GMAGHK dan GOI.
Sedangkan Ketua Panitia Pelaksana ML Denny Tewu SE MM didampingi sekretaris Cecilia Sianawati SH, Bendahara Pingkan Ulimer dan Pengalang Dana Jeffrey Yohannes Massie.
Menurut ketua pelaksana yang juga Sekjen Partai Damai Sejahtera(PDS) Deny Tewu, pelaksanaan tersebut menindaklanjuti Konferensi Nasional Gereja gereja di Indonesai Timur. “Keputusannya merekomendasikan, pelaksanaan Konferensi Nasional Gereja gereja di Indonesia,” terang Tewu kepada Komentar di Jakarta, Mingg (06/11).
Untuk itu, mencermati dan menganalisis kecenderungan gerakan massa kontemporer yang melarang, menghentikan dan menutup aktifitas peribadatan baik di rumah ibadah maupun di lokasi lokasi tertentu.
Semua itu, lanjut Tewu, pada acara nanti akan dirumuskan secara komprehensif dalam konteks tanggung jawab pelayanan politik di Indonesia melalui pembagian peran dan fungsi.
Diungkapkannya, pluralisme saat ini dalam ancaman. Ironisnya, kata dia, setelah 60 tahun Indonesaia merdeka ancaman tersebut hadir semakin intens dan seakan sedang menafikan pakta histories, padahal, Indonesai dibangun di atas konteks yang sangat plural.”Suatu menyedihkan, bahkan set beck,” katanya.
Apalagi, terang Tewu, intensifnya pengingkaran pluralisme di tingkat elit dan akar rumput sudah selayaknya dipertanyakan tentang masa depan Indoensia dan ke-Indonesian menjadi relepan.
Ketua pengarah yang juga Ketua Umum PGI Dr Pdt Yewangoe, merekomendasikan dengan menerbitkan SK No. 075/PGI-XIV/2005 mengenai penetapan susunan panitia. “SK ini disampaikan pada PGPI, PII, PBI, BK, GMAGHK dan GOI,” jelasnnya seraya menambahkan, meraka terlibat.
Tewu menambahkan, konsultasi mengangkat, masalah integritas dan masa depan demokratisasi dan sebagai nara sumber DR. J. Kristiadi(CSIS), Prof. Dr. Juhemansyah, Fahcry Aly (pakar politik UI) dan Ikrar Nusa Bhakti (Pakar politik dari LIPI).
Hari berikutnya, mengangkat kasus Papua dan penutupan tempat ibadah di Jawa Barat dan membedah menggagas jalan keluar krisis bangsa.
Sandra Pasaribu
|