Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak (Mat 5 : 37).
Search
Arsip Berita
Web
 
Advanced Search
Enhanced by
Home
Arsip
Dunia
Gereja
Ministri
Misi
Pendidikan
Budaya
Masyarakat
Arsip
NGO
Kasus Pengadilan
Etika & Hak
Agama
Bangsa
Hidup
Editorial
Customer Service
Info Iklan
Media Kit
Bookmark
Interaktif
Hubungi Kami
Kristiani Pos
Tentang Kami
Syarat dan Kondisi
Administrasi
 
 
Home > Society  > Nation
 

Orang Tua Miskin Dengan Anak Cacat Bergantung Pada Pusat Milik Para Suster

Wednesday, Sep. 22, 2004 Posted: 5:42:05PM PST

DHAKA -- Fatima Akter Mitu, anak perempuan berumur 8 tahun, tidak bisa berbicara tetapi akan menangis jika dia merasa ibunya terlambat membawanya ke sebuah pusat penitipan yang dikelola para suster Katolik di Dhaka.

Mitu adalah salah satu dari 24 anak cacat yang secara teratur pergi ke pusat yang dikelola para suster Misionaris Santa Perawan Maria di Gereja De Mazanod di ibukota wilayah Nayanagar. Para suster itu juga mengelola sebuah pusat serupa di biara mereka di Tejgaon, Dhaka, yang biasa didatangi sekitar 20 anak cacat. Pintu kedua pusat itu dibuka jam 09.00 hingga 12.00, enam hari seminggu, untuk melayani orang cacat apa saja.

Suster Suporna Rosario mengatakan kepada UCA News, para suster tidak menekankan baca-tulis, tapi memusatkan perhatian pada bagaimana membuat anak-anak cacat itu mandiri. Pendidikan informal, permainan, seni, bermain peran (role-playing), dan olahraga merupakan kegiatan-kegiatan tetap, katanya.

Ibu dari Mitu, Nazma Begum, mengatakan kepada UCA News 4 September di pusat itu, putrinya suka ke pusat itu "karena di sini dia menemukan anak-anak cacat lain yang menjadi teman-temannya dalam bermain, belajar, dan kadang-kadang makan bersama."

Begum, 25, mengatakan, masalah saat melahirkan Mitu mempengaruhi perkembangan putrinya. Selain itu, lidah Mitu terlalu pendek sehingga tidak bisa berbicara untuk menyampaikan kebutuhannya. "Ketika dia menyeret-nyeret piringnya atau menangis ketika melihat orang makan, kami tahu bahwa dia lapar," kata Begum.

Tetapi gadis itu lebih lincah di pusat itu, lanjutnya. "Setelah mendaftarkan di sini, dia kelihatan lebih doyan makan. Dia bahkan suka mengerjakan sejumlah pelajaran di rumah, dengan menyalin apa yang dia pelajari di sini," kata ibunya.

Ketika Begum sedang berbicara, Suster Jesusa Pescedera datang ke pusat itu. Saat suster itu masuk, seorang anak laki-laki berumur 3 tahun, Rudra Hubert Gregory, berdiri dan bergegas menghampiri suster itu. Suster itu memeluk Gregory dan menanyakan keadaannya. Anak laki-laki itu tersenyum.

Suster Pescedera, seorang misionaris asal Filipina, mengatakan kepada UCA News, orang cacat bisa mandiri dan menolong orang lain. Para suster, lanjutnya, mengajarkan hal-hal pokok perawatan diri sendiri kepada anak-anak cacat itu untuk mengurangi tekanan yang dialami para orang tua yang miskin.

"Kami minta orang tua dan wali dari anak-anak cacat ini untuk membiarkan mereka mengurus dirinya sendiri dan sejumlah hal lain. Salah jika mengira bahwa anak-anak cacat ini tidak bisa melakukan apapun. Mereka bisa melakukan sesuatu," kata Suster Pescedera.

Ibu dari Gregory, Rashi Rosario, menjelaskan, setelah putra pertamanya meninggal 10 hari setelah dilahirkan, dia hamil lagi meskipun kesehatannya lemah, dan dia tidak bisa makan dengan baik. "Dalam tujuh bulan kehamilan, dokter menyarankan kami agar menjalani operasi untuk kelahiran putra kedua saya. Berat bayi kurang dari satu kilogram ketika lahir karena kekurangan gizi," katanya.

Selama tiga bulan pertama, putra keduanya tidak bisa membuka matanya. "Kebanyakan dari kami, termasuk para dokter, mengatakan bahwa Gregory tidak akan bertahan hidup. Tetapi ia bertumbuh baik kecuali paha kanannya." Di pusat itu, Gregory mengikuti latihan-latihan khusus untuk memperbaiki caranya berjalan.

Next Page: 1 | 2 |



 
Dari Society  
Poso Mencekam Lagi, Dua Siswi Ditembak di Jalan
Di tengah ketatnya penjagaan aparat keamanan pascapembunuhan terhadap tiga siswi SMA Kristen Poso, Sabtu (29/10) lalu, kekerasan bersenjata kembali terjadi di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Hari Selasa ...... | more
E-mail
Print-friendly version
Headlines Hari ini
  Thursday, Nov. 10 2005 7:41:02PM PST
Indonesia Suram Tanpa Pluralisme
Gereja Se-Indonesia Bahas Penutupan Tempat Ibadah
Pra Sidang Raya Dewan Gereja se-Dunia Akan Digelar di Sulut
Konsultasi Nasional Gereja-gereja di Indonesia Digelar
TPKB Minta SKB Serta Revisinya Dicabut [Photo]
Terpopuler
Terjadinya Penganiayaan Anak Kecil di Gereja Pondok Daud Dibantah
Sidney Mohede:Belajar dari Billy Graham
Penembokan Sekolah Sang Timur
Gus Dur Meminta Walikota Tangerang Memberikan Izin Membangun Gereja
Pelayan Lintas Waktu dan Ruang