Stop Kekerasan Terhadap Anak
Komisi Nasional Perlindungan Anak menyerukan tahun 2006 sebagai tahun gerakan penghentian kekerasan terhadap anak-anak. Sepanjang 2006, paling tidak sebanyak 138 bocah di Indonesia dianiaya.
Thursday, Dec. 22, 2005 Posted: 10:35:47AM PST

Akhir-akhir ini, banyak dijumpai kasus penganiayaan terhadap anak. Yang menyedihkan, tak sedikit anak-anak yang haus kasih sayang itu disiksa orang tuanya sendiri. Untuk melindungi para anak yang tak berdaya, Komisi Nasional Perlindungan Anak dan Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat mencanangkan tahun 2006 sebagai tahun kampanye "Hentikan Kekerasan pada Anak, Sekarang!" Pencanangan kampanye antikekerasan terhadap anak itu dilakukan di Jakarta, Rabu (21/12).
Dalam acara yang digelar di Taman Impian Jaya Ancol itu hadir pula ratusan anak usia dini dan anak sekolah, anak jalanan dan pemulung, buruh anak, serta anak korban kekerasan. Pencanangan kampanye "Hentikan Kekerasan pada Anak, Sekarang!" itu ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak Seto Mulyadi, Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Sumarjati Arjoso mewakili Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, dan Ketua Komisi X DPR Zuber Syafai.
Dalam kesempatan itu juga diluncurkan PO Box Anak Jakarta Timur 13000. Kotak pos ini sebagai sarana untuk memperoleh informasi dari masyarakat berkaitan dengan kekerasan pada anak serta sarana untuk memberikan dukungan dan empati bagi anak- anak korban kekerasan.
Seto mengatakan, kampanye harus serius dilakukan karena fakta sosial tindak kekerasan dan pelanggaran terhadap hak-hak anak sampai saat ini kurang mendapat perhatian publik. Kekerasan terhadap anak biasanya hanya dianggap kasuitis dan terjadi pada keluarga-keluarga tertentu saja yang dianggap secara psikologis bermasalah.
Pemerintah dan masyarakat baru tersentak dan memberi perhatian jika anak itu sudah dalam kondisi mengkhawatirkan atau meninggal. "Masyarakat masih meletakkan persoalan ini sebagai persoalan intern, dan karenanya tidak layak atau tabu untuk diekspos secara terbuka," ungkap Seto.
Sumarjati mengatakan, kekerasan terhadap anak cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Untuk itu, kesadaran masyarakat bahwa kekerasan terhadap anak masih terjadi dan ini merupakan pelanggaran terhadap pemenuhan dan perlindungan hak anak di Indonesia harus terus dilakukan.
Pada tahun 2000 tercatat tindak kekerasan terhadap anak yang dilaporkan ke polisi sebanyak 239 kasus, tahun 2003 sebanyak 326 kasus, dan tahun 2004 diperkirakan 48.526 anak menjadi korban perlakuan salah dan tindak kekerasan secara fisik maupun mental. Perlakuan salah itu umumnya dilakukan oleh orang yang dikenal anak.
Maria F.
|