Bahtera Tandakan Zaman di New Zealand
Wednesday, Apr. 26, 2006 Posted: 12:20:13PM PST
Nuh membangun bahtera sebagai tanda bagi dunia pada masanya, dan sbegai penunjuk kepada Tuhan. Di Christchurch, Selandia Baru, pasangan suami istri Ken and Bev Loader memandang bahtera mereka untuk mewujudkan tujuan yang sama - walaupun yang satu ini berdiri tegak di puncak bukit dan dibangun untuk ruangan multi-fungsi daripada untuk menyelamatkan binatang-binatang.
Saat pengunjung pertama kali mengunjungi Taman Getsemane - nama tempat tersebut - yang terletak di Bukit Clifton dan sejauh mata memandang terlihat Teluk Pegasus Bay and muara-muara Avon-Heathcote, reaksi mereka yang pertama kali umumnya berdecak kagum dan berkata "Wow!" menurut Assist News Service.
Itu dapat dimengerti. Pemandangan pegunungan, kota, daratan dan lautan sangat menyentak, dan bahteranya mengagumkan, bersinar keemasan di matahari sore.
Taman Getsemane dulunya adalah sebuah institusi milik Kota Christchurch sebelum keluarga Loader memulai rencana membangun bahtera itu tahun 1991.
Mereka datang ke properti itu tahun 1957, saat hanya ada rerumputan. Awalnya sangat sulit mengerjakan tanah itu untuk dapat menghasilkan, namun setelah perjuangan dan belajar terus-menerus, bertahun-tahun kemudian akhirnya mereka bisa mendapat pemasukan. Pada 1987 mereka membuka taman itu, dan menjual tanaman-tanaman bunga.
Saat ini, taman itu melingkupi 1,6 hektar, yang dikembangkan dari tempat pembibitan tanaman, didesain dan ditampilkan untuk menggambarkan pesan Kristiani dalam berbagai cara yang bervariasi.
"Dalam keheranan kami, Tuhan memberikan kami berbagai macam ide untuk mengembangkan taman itu," kata Mr. Loader. "Selama bertahun-tahun Ia memenuhi tempat ini dengan simbol diri-Nya."
Sekarang tempat itu mencakup sebuah taman doa yang didalamnya terdapat sebuah kotak yang menampilkan Doa Bapa Kami, sebuah taman Yerusalem yang menceritakan kisah Yesus dari kelahiran sampat kebangkitan-Nya dan jalan rosario yang terdiri dari ejaan nama Yesus, sebuah taman besar yang ditampilkan untuk mengeja Getsemane, dan sebuah kapel Orthodox Russia di tepi jalannya.
"Adalah selalu menjadi bagian dari tujuan Tuhan untuk membawa denominasi-denominasi bersama-sama. Kami memiliki untaian-untaian yang digabungkan dari Protestan, Katolik dan di taman ini,” kata Loader.
Pada tahun 1998 pasangan Loader merasa Tuhan memberitahu mereka untuk berhenti mengerjakan bisnis pembibitan tanaman dan menambahkan taman-taman untuk ditampilkan.
Selama bertahun-tahun taman itu menjadi tempat populer untuk melangsungkan pernikahan di Kapel St Cecilia, sebuah bangunan bergaya 'country' yang berada di tengah-tengah area taman. Dan sekarang, tentu saja menjadi lokasi untuk Bahtera.
Rencana untuk membangun ini dimulai pada 1991, namun maksud dan desain melalui begitu banyak perubahan sampai pada akhirnya struktur final diputuskan.
"Kami dulu berpikir untuk membangun sebuah ruangan teh, kemudian ada bahtera kecil di taman sebagai tempat duduk," kata Loader. Kemudian dua ide itu digabungkan bersama - menjadi sebuah ruangan teh dalam bentuk bahtera.
Next Page: 1 | 2 |
Sandra Pasaribu
|