Kapolri Sutanto: Pihak Luar Berupaya Kacaukan Poso, Warga Agar Tidak Terpancing
Polisi Dinilai Sudah Tumpul
Monday, Oct. 31, 2005 Posted: 9:29:28AM PST
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal (Pol) Sutanto meminta warga Poso tidak terpancing oleh kasus pembunuhan tiga siswi SMA Kristen Poso, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/10). Informasi intelijen menyebutkan ada upaya pihak luar untuk mengacaukan Poso dan daerah lain di Indonesia.
Hal itu diungkapkan Sutanto dalam pertemuan dengan tokoh- tokoh agama Poso di rumah jabatan Bupati Poso, Minggu (30/10), Kompas memberitakan. ”Kami sudah dapat membaca tujuan mutilasi itu. Kami bisa melihat tiga korban yang diletakkan di mana-mana,” ujarnya.
Sesuai dengan instruksi Presiden, kami ingin berangkat hari Sabtu kemarin. Namun, karena cuaca buruk, kami menundanya. Presiden amat prihatin dengan kasus ini. Presiden turut berdukacita sedalam-dalamnya, kata Sutanto.
Pertemuan itu juga dihadiri Panglima Kodam VII Wirabuana Mayjen Arif Budisampurno, Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Sulteng Komisaris Besar Oegroseno, Kepala Kepolisian Resor Poso Ajun Komisaris Besar Soleh Hidayat, Gubernur Sulteng Aminuddin Ponulele, dan Bupati Poso Piet Inkiriwang.
Tokoh agama dan masyarakat yang hadir di antaranya Ketua Forum Silaturahim Perjuangan Umat Muslim Poso Haji Adnan Arsal, Sekretaris Umum Majelis Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) Pendeta Irianto Kongkoli, dan Ketua Majelis Adat Poso Yohannes Santo.
Menurut Sutanto, cara pihak luar mengacaukan Poso adalah dengan memanfaatkan kerawanan-kerawanan yang terjadi di Poso pada masa lalu, yaitu ketika terjadi konflik horizontal di antara warga Poso. ”Kita jangan terpancing, jangan masuk dalam jebakan yang mereka buat. Kalau kita terpancing, mereka akan leluasa mengacaukan Poso dan mengadu domba kita. Karena itu, saya harap tokoh-tokoh agama dan masyarakat tetap memberi masukan yang kondusif bagi warga Poso,” ujarnya.
Selain Poso, kata Sutanto menambahkan, pihak luar itu juga ingin mengacaukan daerah lain di Indonesia, seperti Palu dan Bali. Ditanya siapa pihak luar yang dimaksud, Sutanto mengatakan, itu masih dalam penyelidikan intelijen Polri dan BIN.
Upaya pihak tertentu mengacaukan Poso juga diungkapkan Kepala BIN Syamsir Siregar.
”Ada kepentingan orang-orang tertentu yang ingin mengembalikan kekacauan di Poso. Upaya itu sudah beberapa kali terjadi dan sangat disesalkan karena ada sebagian warga terpengaruh”, katanya.
Ditanya siapa pihak tertentu itu, Syamsir juga tidak bersedia menjawab. ”Saya tidak bisa menyampaikan hal itu”, katanya.
Dalam sesi diskusi, Irianto Kongkoli mengatakan, pihak GKST sangat menyadari adanya pihak-pihak yang berupaya membenturkan umat beragama di Poso. Karena itu, aparat keamanan dan intelijen diminta mengungkapnya dengan tuntas.
Menurut Irianto, Polri perlu melakukan penyegaran di tubuh Polres Poso dan Polda Sulteng karena upaya polisi mengungkap berbagai kasus kekerasan di Poso sudah tumpul. Polisi yang terlibat dalam berbagai kasus juga harus diungkap dan dihukum.
Sementara itu, Adnan Arsal mengatakan, sejak tahun 1998 tokoh-tokoh agama di Poso senantiasa menggulirkan dialog-dialog antar-umat beragama. Dialog- dialog itu menghasilkan kesepakatan untuk tidak saling menuduh umat beragama tertentu apabila ada peristiwa kekerasan.
Next Page: 1 | 2 |
Maria F.
|