Pemenggalan Kepala Tiga Siswi Diduga Upaya Provokasi Kristen-Muslim
Monday, Oct. 31, 2005 Posted: 9:29:02AM PST
Aksi keji terhadap tiga siswi SMA Kristen Poso dengan cara memenggal kepala korban, diduga upaya memprovokasi antarumat beragama yang sudah hidup rukun di daerah tersebut. Indikasinya, kepala korban diletakkan di daerah mayoritas Kristen dan lainnya di daerah pemukiman mayoritas Muslim.
Menurut Harian Komentar, Bupati Poso, Drs Piet Inkiriwang menyatakan, memang ada dugaan pembunuhan sadis ini bertujuan memprovokasi warga Kristen dan Islam di Poso.
"Dari pembicaraan dengan Kapolri dan BIN, untuk sementara ini motifnya diduga untuk memprovokasi," ungkap Inkiriwang seraya membenarkan, bahwa ada kepala korban yang diletakkan di daerah Kristen dan lainnya di komunitas Muslim.
Namun begitu, ini masih kesimpulan sementara. Sebab penyelidikan masih dilakukan. "Proses pengusutan masih berjalan,’’ kata mantan legislator di Minahasa Selatan ini. Sementara itu, berdasarkan rapat di mana Kapolri dan petinggi BIN (Badan Intelijen Negara) datang langsung ke Poso, Inkiriwang mengatakan, Polri dan TNI kini dalam satu komando.
Poso sendiri merupakan daerah tertib sipil. Sehingga komando tunggal berada di tangan kepala daerah, yakni Bupati Poso. Inkiriwang mengakui bahwa kini komando tertib sipil berada di tangannya. ‘’Kini Poso mulai malam ini dilakukan patroli terpadu,’’ tegasnya.
Ia menyatakan, selama ini petugas sulit mendapat pelaku kekerasan di Poso, karena masyarakatnya yang tahu, takut untuk bicara karena keselamatan mereka bisa terancam. Apalagi jika mereka harus bicara di kantor polisi, akan mudah diketahui. Oleh sebab itu, Inkiriwang mengubah cara polisi menginterogasi masyarakat. ‘’Masyarakat tidak dipanggil lagi. Kini polisi harus menjemput bola, mendatangi saksi di rumahnya dan ditanyai secara diamdiam,’’ tukasnya.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Pol Drs Sutanto di Poso, meminta kepada semua pihak agar menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus kekerasan yang kembali muncul di bekas daerah konflik Poso kepada aparat berwajib.
“Aparat akan terus berusaha mencari dan menemukan pelakunya, guna dimintai pertanggungjawaban secara hukum,” kata dia, ketika melakukan tatap muka dengan puluhan tokoh masyarakat dan pemuka agama di rumah jabatan Bupati Poso, Minggu (30/10) siang kemarin.
Sebelumnya, sejumlah peserta pertemuan dari unsur masyarakat sempat menanyakan soal rententan aksi kekerasan yang belakangan ini terjadi di wilayah Poso, namun para pelakunya belum juga terungkap dan tertangkap.Kasus-kasus dimaksud antara lain, peledakan bom di Pasar Sentral Poso yang menewaskan lima orang dan peledakan bom di Pasar Tentena dengan mengakibatkan 23 korban tewas serta puluhan lainnya cedera.
Lainnya, penyerangan pada beberapa desa di Kecamatan Poso Pesisir yang menewaskan sejumlah orang, serta yang terakhir ini kejadian di Kelurahan Bukit Bambu (Poso Kota) yang menewaskan tiga pelajar SMA Kristen Poso.
Menurut Kapolri, lambatnya mengungkapkan dan penangkapan para pelaku aksi tindak kekerasan tersebut lebih dikarenakan faktor ketertutupan masyarakat dalam memberikan informasi kepada aparat berwajib.
Next Page: 1 | 2 |
Sandra Pasaribu
|