Presiden: Flu Burung Bisa Lebih Parah dari Tsunami
Saat wabah terjadi, kata Presiden, virus flu burung dapat menyebar dalam hitungan beberapa menit saja, menewaskan warga dalam jumlah yang lebih besar, di lebih banyak wilayah
Monday, Oct. 24, 2005 Posted: 2:41:07PM PST
|
Seorang pria membersihkan kandang ayam di Jakarta. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan masyarakat internasional bahwa wabah flu burung saat ini menjadi salah satu tantangan global yang harus diwaspadai bersama karena dampaknya bisa lebih parah daripada bencana alam tsunami, yang menimbulkan korban jiwa dalam jumlah besar. (AFP/Bay Ismoyo) |
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan masyarakat internasional bahwa wabah flu burung saat ini menjadi salah satu tantangan global yang harus diwaspadai bersama karena dampaknya bisa lebih parah daripada bencana alam tsunami, yang menimbulkan korban jiwa dalam jumlah besar.
"Wabah ini bisa lebih parah dari tsunami, yang tahun lalu menewaskan ratusan ribu orang, berakhir dalam hitungan beberapa menit." kata Presiden di Jakarta, Minggu, saat memberikan pidato kunci di depan para anggota parlemen dari 80 negara, yang sedang menghadiri Konferensi Jaringan Parlemen tentang Bank Dunia di Helsinki, Finlandia, Antara memberitakan.
Saat wabah terjadi, kata Presiden, virus flu burung dapat menyebar dalam hitungan beberapa menit saja, menewaskan warga dalam jumlah yang lebih besar, di lebih banyak wilayah.
"Itu akan menjadi mimpi paling buruk," kata Kepala Negara, mengingatkan.
Ia mencatat bahwa dunia telah mengalami wabah flu hebat sebanyak enam kali selama tiga abad terakhir.
Disebutkannya bahwa tahun 1918, wabah flu menewaskan antara 20 hingga 50 juta orang, tahun 1950 flu Asia menyebabkan lima juta orang kehilangan nyawa dan flu Hong Kong yang terjadi tahun 1968 menewaskan satu juta orang.
Virus flu burung bisa menyebar di mana saja, misalnya di Cina, di Eropa, di Asia Tenggara.
Perhitungan dan proyeksi pembangunan yang dibuat oleh negara, ujarnya, bisa mengalami kekacauan jika wabah virus flu burung berpindah dan menyebar di antara manusia.
Dampak yang akan ditimbulkan wabah flu baru itu terhadap perekonomian dunia, juga bisa mengerikan.
Sektor pariwisata, kata Yudhoyono memberi contoh, akan mengalami hantaman, demikian pula dengan sektor transportasi, perdagangan, pertanian, investasi, dan kepercayaan konsumen.
Ia mengingatkan, wabah SARS yang telah menewaskan ratusan orang, telah menimbulkan kerugian sebesar 30 miliar dolar AS.
"Kerugian yang ditimbulkan flu burung yang baru atau pandemi influensa manusia, akan berada di luar jangkauan perhitungan," ujar Presiden.
Terjadinya wabah, menurut Yudhoyono, juga akan menjadi langkah mundur yang luar biasa bagi masyarakat global dalam mencapai tujuan-tujuan pembangunan milenium (MDGs) pada 2015.
"Karena itu, kita semua harus waspada. Kita harus membangun rencana aksi darurat jika virus mematikan yang bisa berpindah itu muncul," katanya.
Permasalahan lintas-wilayah tersebut mengharuskan segera adanya bantuan yang memadai agar kesalahan serupa tidak terulang, yaitu kurangnya perhatian global terhadap penyakit-penyakit yang dihadapi dunia.
Yudhoyono mengingatkan bahwa setiap tahun ada 11 juta anak-anak meninggal karena penyakit yang sebenarnya bisa dicegah.
"Tapi bagi dana internasional untuk memerangi AIDS, tuberkulosis dan malaria, hanya terkumpul sekitar setengah dari yang diperlukan untuk biaya operasional sehingga melumpuhkan misi-misi baru lainnya untuk dua tahun ke depan. Ini tidak bisa dibiarkan. Kita harus lebih keras melakukan berbagai upaya," katanya.
Maria F.
|