Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak (Mat 5 : 37).
Search
Arsip Berita
Web
 
Advanced Search
Enhanced by
Home
Arsip
Dunia
Gereja
Ministri
Misi
Pendidikan
Budaya
Masyarakat
Arsip
NGO
Kasus Pengadilan
Etika & Hak
Agama
Bangsa
Hidup
Editorial
Customer Service
Info Iklan
Media Kit
Bookmark
Interaktif
Hubungi Kami
Kristiani Pos
Tentang Kami
Syarat dan Kondisi
Administrasi
 
 
Home > Society  > Nation
 

Tokoh Agama: Sebagian Masyarakat Mulai Malu Sebut Pancasila

Ini terjadi karena Pancasila menolak paham subordinasi, yaitu bahwa negara membawahi agama, seperti yang terjadi di negara-negara totaliter. Namun Pancasila juga menolak bahwa agama membawahi negara seperti yang terjadi dalam negara-negara agama

Monday, Oct. 24, 2005 Posted: 12:46:06PM PST

Pancasila sebagai dasar negara sangat diperlukan bagi sebuah negara Indonesia yang majemuk. Kandungan atau isi Pancasila amat penting dan mendasar bagi Indonesia, walaupun diakui pada waktu-waktu terakhir ini orang telah malu-malu dan terkesan "tabu" menyebut dan mengakui Pancasila sebagai dasar negara.

Ini terjadi karena Pancasila menolak paham subordinasi, yaitu bahwa negara membawahi agama, seperti yang terjadi di negara-negara totaliter. Namun Pancasila juga menolak bahwa agama membawahi negara seperti yang terjadi dalam negara-negara agama.

"Dalam konteks Indonesia yang memiliki Pancasila sebagai dasar negara, maka negara melindungi agama-agama dan mengharap dukungan serta partisipasi dari umat beragama yang adalah warga negara," ujar Wakil Sekretaris Umum PGI, Weinata Sairin di Jakarta, Jumat (21/10) yang mengutip pernyataan Gubernur Sulawesi Utara, HA Sarundayang ketika meresmikan pembukaan Konvensi Nasional GPI di Manado, Suara Pembaruan memberitakan.

Menurut dia, dalam kesempatan tersebut Gubernur Sulut menegaskan bahwa Pancasila sebagai dasar negara merupakan filosofi paling fundamental bagi bangsa Indonesia yang telah diletakan dengan sempurna oleh para bapak bangsa. Pluralisme dan kemajemukan tidak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia karena sudah terbangun sejak Indonesia Raya berkibar.

Weinata Sairin menambahkan kerukunan sejati dapat tumbuh dalam kehidupan bangsa jika setiap umat beragama mampu menampilkan nilai-nilai luhur ajaran agamanya. Kerukunan mesti berbasis nilai-nilai agama dan bukan sebagai sebuah perintah undang-undang.

Dikatakan, ada banyak hambatan dalam mewujudkan kerukunan dalam kehidupan majemuk. Sikap-sikap eksklusif, pola-pola penyiaran agama yang dilakukan dari rumah ke rumah, peraturan perundangan yang diskriminatif, tayangan-tayangan dalam media elektronik dan publikasi. "Saya mengecam keras sebuah iklan dalam sebuah surat kabar yang baru-baru ini isinya menyinggung salah satu agama di Indonesia. Ia berharap pelecehan agama melalui media elektronik dan media cetak tidak lagi terjadi karena mengganggu kerukunan hidup antar umat beragama," ujarnya.

Sementara itu, rohaniwan Katolik, Romo Benny Susetyo menilai tantangan implementasi Pancasila saat ini lebih relevan dikaitkan dengan bagaimana nilai-nilai mendasar tersebut diaplikasikan dalam perilaku nyata kehidupan publik. Pancasila sekarang diuji bukan lagi sekadar untuk membendung aliran komunisme, memenangkan dari ancaman komunisme, melainkan diuji apakah ideologi ini bisa mengatasi kemiskinan.

"Pancasila kita sedang menghadapi krisis multidimensional. Pancasila kita sedang berhadapan dengan pola perilaku para penyelundup BBM, termasuk juga arogansi perilaku yang menjadikan pengadilan sebagai ladang pembantaian, atau juga koruptor yang selalu mempermainkan hukum," ujarnya.

Pancasila juga sedang menghadapi tantangan bagaimana membuat orang-orang beragama lebih toleran terhadap lainnya. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa harus dimaknai bersama-sama dengan sila-sila lainnya.

Next Page: 1 | 2 |


Maria F.

 
Dari Society  
Poso Mencekam Lagi, Dua Siswi Ditembak di Jalan
Di tengah ketatnya penjagaan aparat keamanan pascapembunuhan terhadap tiga siswi SMA Kristen Poso, Sabtu (29/10) lalu, kekerasan bersenjata kembali terjadi di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Hari Selasa ...... | more
E-mail
Print-friendly version
Headlines Hari ini
  Friday, Nov. 11 2005 4:07:36PM PST
Tokoh Gereja: Posisi Tawar Umat Kristen Rendah
Kelompok Teroris Diduga Sedang Merancang Teror Malam Natal
Gereja Se-Indonesia Bahas Penutupan Tempat Ibadah
Pdt Damanik Minta Inggris Tekan RI
TPKB Minta SKB Serta Revisinya Dicabut [Photo]
Terpopuler
Terjadinya Penganiayaan Anak Kecil di Gereja Pondok Daud Dibantah
Sidney Mohede:Belajar dari Billy Graham
Penembokan Sekolah Sang Timur
Gus Dur Meminta Walikota Tangerang Memberikan Izin Membangun Gereja
Pelayan Lintas Waktu dan Ruang