Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak (Mat 5 : 37).
Search
Arsip Berita
Web
 
Advanced Search
Enhanced by
Home
Arsip
Dunia
Gereja
Ministri
Misi
Pendidikan
Budaya
Masyarakat
Arsip
NGO
Kasus Pengadilan
Etika & Hak
Agama
Bangsa
Hidup
Editorial
Customer Service
Info Iklan
Media Kit
Bookmark
Interaktif
Hubungi Kami
Kristiani Pos
Tentang Kami
Syarat dan Kondisi
Administrasi
 
 
Home > Society  > Nation
 

GNBB Ajak Masyarakat Tingkatkan Solidaritas

Tokoh Lintas Agama Prihatinkan Kondisi Bangsa

Monday, Oct. 10, 2005 Posted: 3:42:35PM PST

Sejumlah tokoh yang tergabung dalam Gerakan Nusantara Bangkit Bersatu atau GNBB mengajak seluruh elemen bangsa Indonesia meningkatkan solidaritas menghadapi berbagai masalah yang timbul dewasa ini. Berbagai masalah itu harus dihadapi dengan sikap tidak mau menyerah.

Ajakan meningkatkan solidaritas itu dikemas dalam acara Buka Puasa Bersama GNBB di Hotel Sahid hari Jumat (7/10).

Hadir dalam acara tersebut mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid, mantan Ketua DPR Akbar Tandjung, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Laode Ida, serta sejumlah tokoh lintas agama. Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri tidak hadir dalam acara tersebut karena berhalangan.

Sejumlah perwakilan tokoh agama menyampaikan sambutan dan doa, seperti Syafii Anwar (Islam), Bhiku Avataro (Buddha), Pendeta A Supit (Protestan), Pastor Benny Susetyo (Katolik), dan Chandra Setiawan (Konghucu). Mereka membahas terutama kasus kenaikan harga bahan bakar minyak dan bom Bali II.

Setelah berbuka puasa, aktivis GNBB, Tjahjadi Nugroho, membacakan pernyataan untuk menyikapi perpecahan akibat krisis multidimensi, krisis moral, maupun krisis kepercayaan rakyat.

Kami mengajak seluruh anak bangsa tanpa membedakan ideologi, agama, bahasa, suku, dan keturunan untuk bangkit dan bersatu memperkokoh kembali persatuan dan kebersamaan rakyat, ujar Nugroho.

Syafii Anwar memaparkan sejumlah masalah, yakni kenaikan harga bahan bakar minyak yang implikasinya menyengsarakan rakyat dan bom Bali II. Bom Bali itu bukan hanya kejadian terorisme, tetapi juga radikalisme, ujar Direktur Eksekutif Center of Islam and Pluralism itu.

Pendeta A Supit dan budayawan A Sobary mengemukakan, berbagai kejadian disharmonis ini memberi hikmah untuk bersama- sama membangkitkan solidaritas di antara umat beragama. Kekuatan kerakyatan adalah kekuatan yang riil. Tetapi, kita melupakan solidaritas yang kecil-kecil dan terserak-serak itu. Itu perlu kita bangun kembali, kata Sobary.

KH Abdurrahman Wahid yang terakhir menyampaikan pidato mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama memperkuat tali kasih untuk menghadapi tindakan yang cenderung otoriter. Oleh karena itu, solidaritas perlu diperkuat. Kita perlu susun solidaritas bersama untuk mengatasi kondisi yang semakin lama semakin kacau, katanya.

Kepada pers, Gus Dur mengemukakan, salah satu indikasi otoriterisme adalah dipakainya komando teritorial (koter) untuk mengatasi terorisme. Koter itu akan membuka peluang TNI masuk ke politik praktis.



Sandra Pasaribu

 
Dari Society  
Poso Mencekam Lagi, Dua Siswi Ditembak di Jalan
Di tengah ketatnya penjagaan aparat keamanan pascapembunuhan terhadap tiga siswi SMA Kristen Poso, Sabtu (29/10) lalu, kekerasan bersenjata kembali terjadi di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Hari Selasa ...... | more
E-mail
Print-friendly version
Headlines Hari ini
  Friday, Nov. 11 2005 4:07:36PM PST
Tokoh Gereja: Posisi Tawar Umat Kristen Rendah
Kelompok Teroris Diduga Sedang Merancang Teror Malam Natal
Gereja Se-Indonesia Bahas Penutupan Tempat Ibadah
Pdt Damanik Minta Inggris Tekan RI
TPKB Minta SKB Serta Revisinya Dicabut [Photo]
Terpopuler
Terjadinya Penganiayaan Anak Kecil di Gereja Pondok Daud Dibantah
Sidney Mohede:Belajar dari Billy Graham
Penembokan Sekolah Sang Timur
Gus Dur Meminta Walikota Tangerang Memberikan Izin Membangun Gereja
Pelayan Lintas Waktu dan Ruang