Polri Sebar Identitas Fisik Pelaku Bom
Tuesday, Oct. 4, 2005 Posted: 11:40:54AM PST
|
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, bersama dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, kanan, menjenguk Pasirini, 23, saat mengunjungi korban leakan bom di RS Sanglah, Bali, Selasa, 4 Okt 2005. Pasirini, adalah seorang pelayan di sebuah restoran di pantai Jimbaran. (AP Photo /Adrees Latif, pool) |
|
Para pekerja hotel turut mengambil bagian untuk menyalakan lilin mengenang para korban ledakan bom di bali 1 Oktober lalu di Kuta, Senin, 3 Okt 2005. (AP Photo/Dida Ardi) |
|
Sisa-sisa ledakan bom di sebuah kafe di pantai Jimbaran, Bali, Senin, 3 Okt 2005. (AP Photo/Ed Wray) |
Pihak Kepolisian RI, Senin sore memublikasikan ciri-ciri fisik tiga pelaku peledakan bom bunuh diri di kawasan wisata Kuta dan Jimbaran. Hal tersebut disampaikan wakil Wakil Kepada Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Soenarko kepada wartawan di Kuta, Senin sore, seperti yang diberitakan Antara.
Ia mengemukakan ketiga jasad yang diduga sebagai pelaku bom bunuh diri ditemukan masing-masing di TKP, yakni dua di Jimbaran dan satu di Kuta Town Square.
Jasad yang diduga sebagai pelaku bom bunuh diri di cafe Mendega memiliki ciri-ciri fisik berjenis kelamin laki-laki, rambut hitam lurus, hidung bengkok pesek, susunan gigi tidak teratur, bibir tebal, alis hitam tebal, tinggi badan 165 cm dan usia diperkirakan 20-25 tahun.
Sementara itu jasad yang diduga sebagai pelaku bom bunuh diri di cafe Nyoman berjenis kelamin laki-laki, hidung mancung berukuran sedang, bibir tebal, alis hitam tumbuh sedang, tinggi 167 cm, usia 20-25 tahun.
Sedangkan jasad lainnya yang diduga sebagai pelaku bom bunuh diri di cafe R.AJA`s memiliki ciri-ciri berjenis kelamin laki-laki, rambut hitam lurus, hidung mancung ukuran sedang, susunan gigi rapi, bibir tebal, alis hitam sedang, tinggi 165 cm, dan berusia 20-25 tahun.
Untuk sementara, lanjut Soenarko, pihaknya belum dapat memastikan nama dan asal dari masing-masing jasad yang diduga sebagai pelaku bom bunuh diri di dua kawasan wisata di Bali tersebut.
Ia menjelaskan dalam proses investigasi, terbagi atas dua bagiam. Investigasi pertama dilakukan untuk mencari motif, pelaku serta mekanisme identitas dari masing-masing pelaku bom bunuh diri.
Dalam penyelidikan itu pula, diselidiki mengenai mekanisme alat yang digunakan maupun jenis bahan yang digunakan dalam peristiwa ledakan tersebut.
Sementara investigasi kedua, dilakukan untuk mengetahui jaringan keterlibatan mereka atau kaitannya dengan jaringan teroris internasional.
"Jadi sampai hari ini, pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan terhadap kedua hal tersebut, baik mengenai motif, latar belakang, identitas pelaku serta jaringan yang berhubungan dengan mereka," kata Soenarko.
Ia juga menyatakan pihak kepolisian saat ini telah memeriksa 18 saksi yakni 12 saksi berasal dari Jimbaran dan enam lainnya berasal dari lokasi kejadian di R.AJA`a bar and restaurant Kuta Town Square. Namun hingga kini polisi belum melakukan penangkapan terhadap pihak-pihak yang diduga terkait dengan peristiwa ledakan tersebut.
Ketika ditanya mengenai keterlibatan penyidik asing, Soenarko menjelaskan seluruh proses penyidikan dilakukan oleh Kepolisian RI, sedangkan "back up" dari pihak asing sama sekali tidak ada, kecuali untuk mengetahui atau menyelidiki senyawa-senyawa materi serpihan-serpihan ledakan di sekitar lokasi kejadian.
Mengenai dugaan bahwa bom yang digunakan adalah jenis TNT, Soenarko menegaskan mengenai kongkrit materi atau bahan yang digunakan dalam peristiwa ledakan tersebut hingga kini masih terus diselidiki oleh pihak kepolisian.
Soenarko berharap dapat segera mengungkap secara lengkap identitas pelaku bom bunuh diri di Bali 1 Oktober 2005, termasuk mengungkap jaringan terorisme di Indonesia.
Next Page: 1 | 2 |
Nofem Dini
|